“Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia;” (Mazmur 37:5-7a)
Saat ini, jika Anda
berjuang dengan kehidupan melajang, jangan berkecil hati. Ayat-ayat ini
adalah kunci dalam membantu Anda mengatasi frustasi yang dihadapi karena
kondisi Anda.
20 tahun pertama dalam
hidup saya, saya menempatkan banyak sukacita saya di pacar saya. Perubahan
suasana hati saya tergantung pada bagaimana hubungan yang terjadi. Saya
kemudian menyadari sukacita saya pada seorang pria, bukan dalam hubungan saya
dengan Tuhan.
Kegembiraan kita seharusnya di dalam Tuhan, itu yang pertama. Hal tersebut wajib
menjadi prioritas dalam kehidupan kita.
Kedua, adalah apakah Anda "percaya kepada-Nya dan melakukan perbuatan baik?" Tak terhitung jumlah lajang yang melakukan hal mereka sendiri, tidak percaya kepada-Nya, apalagi berbuat baik. Banyak yang berpacaran dengan tidak seiman dan memilih gaya hidup yang tidak murni.
Tuhan berkata, "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Matius 5:8). Jika Anda ingin kehidupan yang diberkati, maka hiduplah murni.
Daud pernah menulis, "Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya." Teruslah menyatakan kepada Tuhan bahwa Anda ingin berada di jalan-Nya, bukan di jalan Anda. Jangan pernah mencoba untuk membuat sebuah hubungan dengan kekuatan sendiri. Terlalu banyak lajang yang melakukan hal ini yang pada akhirnya berakhir pada patah hati.
Kita juga diperintahkan untuk diam dan menunggu-Nya. Menunggu adalah hal yang sulit untuk dilakukan. Pada saat itu akan terasa panjang dan mungkin tampak terlalu berat. Seringkali para lajang tidak tahan menunggu dan mereka terburu-buru melakukan pernikahan yang salah. Tunggu. Teruslah menunggu. Jangan terburu-buru.
Teman, jika Anda benar-benar bergembira di dalam Dia, percaya kepada-Nya, menyerahkan jalan Anda kepada-Nya, dan menunggu-Nya, ya, Dia akan memberikan apa yang diinginkan hati Anda. Alkitab mengatakan bahwa Dia akan (memberikannya). Namun, waktu Tuhan mungkin bukanlah waktu Anda.
Apakah Anda pernah berbicara sampai kedalaman hati Anda sendiri dan benar-benar meminta Tuhan untuk mengubah keinginan Anda jika orang tersebut bukan keinginan-Nya? Saya telah melakukan ini dalam kehidupan saya sendiri. Saat ini saya masih single (lajang), tapi tidak pernah berpikir saya bisa hidup bahagia jika saya tidak menikah. Hasrat saya bisa berubah. Jika Tuhan membawa saya seorang pria untuk menjadi suami kelak, maka saya merasa cukup yakin hasrat saya akan mengikuti.
Kunci untuk kehidupan Kristen, lajang atau menikah, adalah memercayai dan menaati. Seorang penulis himne yang begitu terkenal pernah menulis kata-kata berikut "Percaya dan taat karena tidak ada cara lain untuk menjadi bahagia di dalam Yesus, selain percaya dan taat" (John H. Sammis).
Saya tidak mengatakan itu mudah. Saya tidak mengatakan tidak akan ada saat-saat kesepian. Saya tidak mengatakan bahwa Anda tidak akan pernah bertanya-tanya (lagi) mengapa Anda masih lajang. Tapi yang mau saya katakan Anda tidak akan pernah menyesal untuk memercayai, menaati, dan menantikan Tuhan.
Apakah Allah memberikan hasrat
pada hati Anda? Ya, dan bahkan lebih. Mungkin itu akan berbeda dengan rencana
atau keinginan Anda. Satu yang pasti, Dia memiliki rencana-rencana yang luar
biasa ketika Anda mengutamakan-Nya.
"Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita
doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di
dalam kita, bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin." (Efesus 3:20-21).