Memaknai Arti Kata ‘Cukup’
Sumber: 5power.org

Kata Alkitab / 27 August 2016

Kalangan Sendiri

Memaknai Arti Kata ‘Cukup’

Lori Official Writer
15127

Jika seseorang bertanya kepada Anda tentang apa makna dari kata 'cukup', kira-kira apa jawaban yang bisa Anda sampaikan? Kata Cukup tentu saja sudah sangat sering kita lontarkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Tetapi benarkah kita sudah mengartikannya dengan pengertian dan pemahaman yang tepat? Mungkin kita bisa belajar dari kisah yang satu ini.

Alkisah terdapat seorang petani di sebuah desa. Dia menemukan sebuah mata air ajaib yang bisa mengeluarkan kepingan uang emas dalam jumlah yang tak terhingga. Tentu saja si petani akan menjadi kaya raya karena mata air uang emas itu hanya akan berhenti apabila dia mengucapkan kata 'cukup.

Uang emas pun mulai berjatuhan tepat dihadapannya. Sang petani segera menampung harta karun tersebut dengan beberapa ember. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubuk mungilnya untuk disimpan di sana. Uang emas masih terus berkucuran deras. Setelah ember-ember penuh, dia lalu menampung karung-karung, tempayan dan bahkan sejumlah peralatan rumahnya yang kosong.

Belum puas dengan uang emas yang sudah memenuhi rumahnya, dia pun mulai menggali lubang besar untuk menimbun emas tersebut. Sementara air uang emas itu terus mengalir. Setelah itu dia menampung kembali uang hingga lubang tersebut penuh. Sayangnya, si petani mati tertimbun uang-uang emasnya karena mata air ajaib itu terus dibiarkan mengalir. Dia mati karena ketamakan yang membuatnya lupa mengatakan kata 'cukup.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata 'cukup'. Kapan kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua orang selalu merasa hidupnya kurang dan terus kurang.

Lalu kapan kita harus berkata cukup?

'Cukup' bukan berbicara soal berapa jumlahnya.

'Cukup' bukan soal kepuasan hati.

'Cukup' juga bukan hanya diucapkan oleh orang yang bisa bersyukur.

Lalu apakah kita perlu takut berkata cukup? Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. 'Cukup' jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Jadi, mari belajar berkata 'cukup'!

Sumber : last-inspiring.blogspot.com
Halaman :
1

Ikuti Kami