Media digital
saat ini membawa dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Selain memberi penggunanya
fasilitas mudah untuk mendapatkan berbagai informasi, akses yang tidak terbatas
juga menimbulkan bumerang yang cukup memprihatinkan bagi generasi muda saat ini, khususnya remaja.
Lewat berbagai
sosial media, anak muda terus berlomba memaperkan setiap bagian privasi hidupnya,
salah satunya adalah mengabadikan momen tertentu saat bersama teman-teman atau kekasihnya.
Parahnya, sebagian remaja bahkan memaperkan foto-foto mesra bersama lawan
jenisnya dan tak sedikit diantaranya terbilang begitu tabu untuk ditampilkan di
hadapan publik. Seperti foto-foto berpelukan dan kontak fisik yang terlalu intim.
Fenomena ini
pun mengundang kontroversi bagi berbagai kalangan. Ada yang menganggap tindakan
tersebut hal yang wajar dan sebagian lain menganggapnya sebagai tindakan yang tabu
dan tidak sesuai dengan budaya timur. Apapun pandangan yang mereka sampaikan, tindakan
memamerkan foto mesra atau foto yang menonjolkan sesuatu yang sensual hanya akan menyebabkan dampak negatif dan penyesalan besar dikemudian hari.
Adapun beberapa dampak negatif mengumbar foto-foto mesra di sosial media (sosmed) adalah:
Foto-foto mesra tersebut bisa disalahgunakan oknum lain
Meskipun sudah
menghapus foto tersebut dari akun sosmed, belum tentu foto tersebut akan hilang
begitu saja. Pada dasarnya, segala sesuatu yang sudah masuk di dunia virtual masih bisa dicari rekam jejaknya dan berpotensi disalahgunakan oleh oknum tertentu.
Berdampak buruk bagi karir masa depan
Tidak hanya
merugikan citra diri, mengumbar foto atau video mesra bersama kekasih di sosmed
juga berdampak buruk bagi masa depan karir. Pasalnya, banyak perusahaan yang terlebih
dahulu melihat profil calon karyawan lewat media sosial yang mereka gunakan. Jadi,
anak remaja saat ini jangan terlalu mudah terpengaruh dengan euphoria asmara sesaat. Tetapi mulailah memikirkan tentang citra diri Anda jauh ke depan.
Apa yang menyebabkan
anak remaja saat ini berani mengumbar kemesraan di sosmed?Jawabannya adalah karena
anak remaja butuh perhatian dan pengakuan. Usia remaja adalah masa transisi menuju
usia dewasa. Sehingga mereka mudah terpengaruh keadaan dunia luar. Khususnya, ketika
lingkungan di sekitarnya memberikan pengaruh buruk maka anak remaja akan sangat mudah terjebak dan kemungkinan akan melakukan hal serupa.
Dengan akses media yang bebas, anak remaja juga akan dengan mudahnya terpengaruh dengan kebiasaan yang mungkin diumbar oleh para idola seusia mereka dikancah hiburan. Mereka cenderung meniru sesuatu yang menurut mereka keren, berbeda dan menarik. Untuk itu, diperlukan panutan atau role model yang baik dari para pelaku dunia hiburan. Jika para pelaku dunia hiburan atau entertainmen bisa memberikan contoh yang baik, setidaknya generasi muda saat ini bisa menirukan contoh yang baik.
Sumber : berbagai sumber