Setiap orang
berharap memiliki pernikahan yang memuaskan dan bahagia. Untuk mendapatkannya,
tentu saja dibutuhkan usaha dan proses belajar di antara pasangan. Nah, seperti dilansir Lifehack org, salah
satu usaha yang boleh dilakukan pasangan menikah adalah menghindari 10 pertanyaan ini. Apa saja itu? Simak uraiannya di bawah ini.
Pertanyaan 1: Apa yang salah denganmu? Kenapa kamu selalu melakukan itu?
Menanyakan pertanyaan
ini benar-benar buruk bagi hubungan Anda. Karena mengandung kecaman, serangan atau
pandangan negatif. Daripada menyerang pasangan atas kesilapan atau keteledoran yang
dilakukannya, lebih baik mengajaknya saling terbuka dan menyampaikan kekesalan Anda
dengan cara yang tepat. Misalnya, pasangan selalu saja lupa menutup pasta gigi
setelah dipakai. Alih-alih mengatakan; Apa yang salah denganmu? Kenapa sih kamu
selalu mengulangi hal yang sama? Akan lebih baik mengatakan, “Sayang, bisa minta
tolong menutup pasta gigi setelah dipakai?” Memang terdengar sedikit konyol, tapi ketika Anda melakukannya, hasilnya akan jauh lebih berbeda.
Pertanyaan 2: Kenapa sih kamu nggak pernah melakukan apa yang aku mau?
Menyalahkan
pasangan adalah ide yang juga sama buruknya. Karena Anda menyampaikannya dengan
perasaan bercampur putus asa, benci, kecewa dan kesal. Ingat, saat Anda justru
mempersalahkan dia dengan pertanyaan ini, dia akan merasa tidak dihargai dan seolah-olah dia tidak pernah melakukan apa yang baik dimata Anda.
Jadi, setiap
kali Anda marah kepadanya, pikirkan terlebih dulu tentang perasaan, pikiran dan
tindakan Anda. Setelah merasa cukup tenang, coba dekati pasangan Anda dan komunikasikan semua yang Anda hendak sampaikan dengan baik dan tenang.
Pertanyaan 3: Kenapa sih kamu sangat menjengkelkan/malas/egois?
Konflik terjadi
ketika Anda secara membabi buta menyerang pasangan. Meskipun apa yang Anda sampaikan
memang benar, tetapi melampiaskan perasaan saat sedang marah justru tidak akan menyelesaikan masalah.
Jika Anda ingin
pernikahan bahagia, mulailah membangun komunkasi yang baik. Dr Marshall Rosenberg,
penulis buku Nonviolent Communication mengatakan bahwa cara paling efektif berkomunikasi
dengan pasangan adalah mengungkapkan seluruh isi hati dengan jujur dan penuh
empati. Yang dimaksud dengan jujur adalah tidak menyalahkan, mengkritik atau menuntut pasangan.
Pertanyaan 4: Kenapa sih kamu tidak pernah ramah?
Sama
seperti pertanyaan ketiga, setiap pasangan menikah akan sangat sensitif ketika dirinya
diserang dengan pertanyaan menyangkut karakter. Menyampaikan kesalahannya dengan
cara yang salah benar-benar akan menimbulkan petaka. Untuk itu, diperlukan seni
berkomunikasi yang baik dengan pasangan, seperti menyampaikan dengan perasaan terbuka, jujur dan penuh pengertian.
Pertanyaan 5: Kenapa sih kamu nggak bisa santai?
Biasanya pertanyaan
ini dilontarkan suami kepada istrinya. Apalagi jika sang istri adalah pribadi yang
detail dan selalu memastikan segala sesuatu beres seketika. Mereka biasanya tidak
akan pernah bisa santai. Jika mereka sedang stres atau merasakan sesuatu yang mengganggu, mereka akan mulai rewel dan cerewet.
Ada
segudang alasan pasangan Anda mungkin tak bisa santai. Mengingatkan mereka
dengan nada ketus dan marah justru akan memanaskan suasana. Tak ada cara lain untuk
menyelamatkan pernikahan Anda selain berusaha memahami pasangan dan menggunakan bahasa yang lembut.
Masih banyak
lagi pertanyaan yang Anda harus hindari dalam membangun sebuah pernikahan. Berapa
diantaranya akan kita bahas di artikel selanjutnya.