Editor Asal Bangladesh Ini Mengungsi Ke Amerika Demi Keamanan
Sumber: test.cathnewsindonesia.com

Internasional / 15 August 2016

Kalangan Sendiri

Editor Asal Bangladesh Ini Mengungsi Ke Amerika Demi Keamanan

Mega Permata Official Writer
3341

Dilansir dari Christiantimes, (14/8), seorang editor perempuan asal Bangladesh melarikan diri ke Amerika Serikat demi keamanan dan memilih untuk tidak kembali ke negara asalnya selama penganiayaan terhadap umat Kristen dan kaum minoritas semakin tinggi di negaranya. Editor itu bernama Rosaline Costa, wanita berusia 67 tahun dari media Hotline Bangladesh dan beragama Katolik. Dirinya telah pergi sejak bulan Juli lalu setelah menerima ancaman yang membahayakan keselamatan dirinya.

Rosaline adalah editor news letter bulanan yang membahas kasus korupsi, teror dan penganiayaan agama. Sebagai editor publikasi selama 30 tahun, Costa mengatakan dia membuat beberapa editorial buletin yang mengupas kasus kekerasan agama yang terjadi di negara tersebut.

“Dalam dua setengah bulan terakhir saya tidak bisa keluar rumah,” katanya pada Catholic News Service (CNS) pada saat ia berkunjung ke Washington.

Costa menambahkan bahkan dirinya saja tidak bisa berangkat langsung ke kantornya di Hotline Bangladesh atau pulang kerumahnya, Costa harus masuk ke mobilnya yang diparkir di samping rumahnya dan kemudian pergi sebuah garasi yang terhubung ke kantornya untuk bisa bekerja. Costa juga sebelumnya menerima panggilan telepon yang melecehkan dirinya dan ia telah melaporkan kepada pihak berwenang. “Saya pergi ke kantor polisi dan mereka tidak mau membuat laporannya,” ucap Costa.

Selain itu Costa juga menyebutkan tentang seorang wanita korban kekerasan. “Tapi dia tidak membiarkan saya menjenguknya di rumah sakit. Dia juga tidak mau dikenali. Kedua, dia mengkhawatirkan keselamatan saya juga,” terang Costa kepada CNS.

Kini Rosaline Costa tinggal di kota New York bersama keponakan-keponakannya, yang masing-masing telah meninggalkan Bangladesh tahun lalu lebih dulu setelah mengalami pelecehan. Salah satu keponakannya pernah dipaksa untuk berpindah keyakinan dan keponakan yang perempuan dipaksa menikah dengan pamannya yang beragama Muslim, oleh sebab itulah mereka meninggalkan negara asalnya. “Saya tidak ingin kembali,” kata Costa saat ia mengingat kondisi mereka yang mengalami kekerasan atas nama agama saat ini.

Menurut Christian Freedom International, sebuah organisasi hak asasi manusia, kekerasan agama di negara itu mungkin disebabkan karena semakin bertambahnya orang yang percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat selama beberapa tahun terakhir, diperkirakan jumlahnya hingga puluhan ribu orang. 

Jadikan Bangladesh salah satu pokok doa syafaat Anda, agar umat percaya disana terus diberikan kekuatan dan iman dalam memberitakan kabar baik sehingga semakin banyak jiwa-jiwa yang diselamatkan. 

Sumber : Christiantimes.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami