Menziarahi 7 Gereja Bersejarah Peninggalan Misionaris di Kota Manila
Sumber: www.expedia.com.ph

Entertainment / 27 June 2016

Kalangan Sendiri

Menziarahi 7 Gereja Bersejarah Peninggalan Misionaris di Kota Manila

Lori Official Writer
5221

Menjelang perayaan Paskah, dalam minggu suci, umat Katolik Filipina memiliki ritual mengunjungi tujuh gereja untuk berdoa. Kamis Putih atau Jumat Agung adalah waktu mereka melaksanakan Visita Iglesia. Perayaan ini diperkenalkan pertama kali oleh para misionaris Agustin pada tahun 1560-an. Angka tujuh melambangkan hari penciptaan dan luka kudus.

Saat menziarahi ketujuh gereja ini sangatlah mudah dan memakan waktu yang cukup singkat karena gereja-gereja ini saling berdekatan dan mudah dijangkau. Salah satunya adalah Gereja Quaipo atau disebut juga dengan “The Minor Basilica of the Black Nazarene”. Gereja ini terkenal karena patung Yesus yang dinamai “Black Nazare”. Patung ini dibuat oleh seniman asal Meksiko, dibawa ke Manila sejak tahun 1606. Awalnya, patung ini berada di kawasan Intraumuros lalu dipindahkan ke Gereja Quaipo pada tahun 1790-an sebelum gereja ini terbakar untuk kedua kalinya.

Persis di samping Plaza Lorenzo Ruiz, berdiri pula Gereja Binondo atau dikenal juga dengan nama gereja Minor Basilica of St. Lorenzo Ruiz. Lokasi ini terletak tidak jauh dari tepi jalan Quintin Paredes Manila. Berdiri memandang bangunan gereja yang dibangun sekitar 1596 itu, serasa memandang bangunan tua di Spanyol. Material ekspos berupa batu alam dan batu bata yang terlihat lapuk. Meski bangunannya sudah terlihat tampak using, namun gereja bersejarah ini sesungguhnya begitu enawan pada masanya. Pintu besi gereja itu berhiaskan kaca-kaca patri nan antic. Kendati sisi luarnya tampak lawas, ruangan dalamnya sungguh berbeda karena sudah banyak mengalami perubahan. Gereja ini menjadi bukti sejarah pengeboman pada masa Perang Dunia II Tahun 1944. Saat pengeboman itu, gereja ini separuhnya hancur dan hanya bagian depan gereja saja yang tersisa utuh.

Gereja lainnya adalah Gereja Sa Agustin yang kini diperdayakan sebagai museum. Gereja ini juga memiliki keunikannya tersendiri, dimana terdapat sebuah lonceng raksasa seberat 3.400 kilogram di salah satu menaranya. Namun pada tahun 1863, gempa mengakibatkan menara itu hancur dan juga kebakaran, sehingga menghancurkan sebagian besar keaslian gereja tua itu. Tangga gereja dibuat dari granit abu-abu mirip seperti anak tangga di Hogwarts dalam film Harry Poter. Atas nilai sejarahnya yang begitu tinggi, Gereja San Agustin ditetapkan oleh pemerintah Manila sebagai National Historical Landmark pada tahun 1976 dan sebagai bangunan yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1993.

Saat melangkah menyusuri Intramuros, kawasan tua tempat gereja San Agustin berada. Intramorus dibangun pada 1671, salah satu bukti bangsa Spanyol menjajah Filipina. Sebelum Perang Dunia II, masyarakat Manila menjalani Visita Iglesia hanya di dalam Intramuros. Mereka tidak perlu berjalan jauh untuk mengunjungi tujuh gereja tersebut.

Ada pula gereja yang tersohor lainnya, yaitu Gereja Katedral Manila, yang disebut juga dengan Manila Metropolitan Cathedral Basilica atau Cathedral Basilica of the Immaculate Conception. Gereja ini diresmikan pada tahun 1571 dan dalam naungan kubah agungnya, terdapat makam para pejabat gereja dan juga menjadi peristirahatan terakhir dari Carlos P Garcia, Presiden Filipina ke-8 yang wafat tahun 1971, Corazon C. Aquino presiden Filipina ke-11 pada tahun 2009.

Langkah berikutnya, Gereja Malate. Gereja ini terbilang memiliki bentuk yang hampir mirip dengan gereja-gereja sebelumnya., berlanggam barok yang populer pada tahun 1660-an di Eropa. Melalui Spanyol ciri khas ini pun hadir di Manila. Tampak meja altar dan patung pelindung Nuestra Senora de los Remedios, altar dan patung dibawa langsung dari Spanyol pada abad ke-17.

Gereja lainnya adalah Gereja St Anna dan Kapel St Nino de Paz atau Kapel Greenbelt di distrik Bisnis Makati. Kapel  St Nino de Paz baru diresmikan pada tahun 1983 oleh Jaime Kardinal Sin, Uskup Agung Manila. Bangunan ini berbeda jauh dengan bangunan gereja sebelumnya. Selain tergolong baru, bentuk bangunannya lebih modern dan futuristik, hasil karya arsitek Willie Fernandez dan Jess Dizon. Penggagas kapel ini adalah pasangan Fanny Del Rosaria dan Atty Nordy.

Manila adalah kota metropolitan yang kondisinya mirip dengan kota-kota di Asia Tenggara. Penduduknya padat, semrawut, kemacetan kerap menyergap lalu lintasnya, pun angka kriminalitas yang tinggi. Sebagai ibukota yang berkembang, Manila dikenal juga dengan sebutan ‘mutiara timur yang kembali berjaya’ setelah menjadi korban pengeboman Perang Dunia II.

Sumber : National Geographic/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami