Perjalanan hidup
Valencia Mieke Randa atau yang akrab disapa Silly ini tak lepas dari berbagai
masalah yang mendera. Wanita kelahiran Makasar, 23 Oktober 1972 ini dikarunia tiga
anak berkebutuhan khusus. Anak pertama, Aurelia Prinisha mengalami cemas berlebihan.
Anak kedua, Andre Vivaldi Pratama mengidap epilepsy dan autis. Anak ketiga, Andrian
Hiroshi Putra terkena immune compromise dimana daya tahannya lemah dan alergi terhadap makanan.
Namun, ketiga anaknya
itu justru menjadi guru kehidupan buat Silly. Ketiga anaknya menjadi inspirasi bagi
Silly untuk membuat 3 Little Angel Movement pada tahun 2011 silam. Gerakan 3LittleAngels
ini bertujuan membantu anak-anak yang berpenyakit kronis dan berasal dari keluarga kurang mampu.
Agustus 2012, ketika
terjadi kebakaran di kawasan Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta, Silly terjun ke
lapangan. Lewat Twitter, ia kembali merangkul relawan dan donatur untuk
membantu korban. Aksi ini kemudian dilanjutkan menjadi Blood for Life Action, yang bertujuan untuk membantu korban bencana alam.
Pada tahun 2014
lalu, Silly berhasil mewujudkan mimpinya. Membangun ‘Rumah Harapan’, sebuah rumah
singgah bagi anak-anak keluarga kurang mampu yang tengah berobat di Jakarta.
Mereka yang tinggal adalah yang kena kanker, sakit jantung, meningitis, hidrocepalus, dan sebagainya.
Semua pelayanan sosial
itu ia gerakkan melalui media sosial. Masing-masing memiliki blog, Twitter dan
Facebook. Kini, yayasan itu telah berkembang dan berada di bawah Yayasan Sahabat Valencia Peduli, di Rumah Harapan, Tebet, Jakarta.
Siapa sangka aksi
sederhana yang ia jalankan itu ternyata berkembang pesat dan kini sudah memiliki
22 cabang. Gerakan Blood for Life adalah perjuangan Silly atas ketidakmampuannya
dulu ketika tidak bisa menolong sang ibu yang saat itu menderita gagal ginjal dan akhirnya meninggal karena tidak mendapatkan persediaan darah.
“Saya merasa
Tuhan menghukum saya. Saya marah luar biasa. Kehilangan ibu itu seperti kehilangan
separuh hidup saya. Beban yang amat berat buat saya. Tapi, pada saat itu, setiap
orang yang datang menceritakan bagaimana luar biasanya ibu saya sewaktu masih
hidup. Saya merasa betapa bahagianya kalau kita meninggal, orang mengenal kebaikan kita,” ucap Silly.
Sejak itulah Silly
tergerak untuk memberi yang terbaik untuk Tuhan. Meskipun rasa takut terkadang masih menyerang, namun ia percaya pada waktu-Nya Tuhan akan memeliharanya.
Dan tentu saja Tuhan
memperhitungkan segala perbuatan Silly bagi orang lain. Pada tahun 2011, Silly
akhirnya terpilih sebagai salah satu orang yang menginspirasi versi Google
Chrome. Dari 132 orang nominasi, Valencia Randa dari Blood for Life terpilih
menjadi Google Chrome Web hero’s Indonesia. “Saya sempat kaget juga. Saya merasa
Tuhan sudah mulai menggenapi janji-Nya: kamu akan mengalami promosi dan multiplikasi,” terangnya.
Sejak itu, Silly
mulai banyak mendapatkan penghargaan dan semakin dikenal luas oleh orang-orang.
Ia bahkan dianggap sebagai influencer yang bagus. “Demikian luar biasanya Tuhan
bekerja. Sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan ternyata bisa jadi pekerjaan. That’s amazing, bagaimana Tuhan memelihara hidup saya.”
Bagi Silly, iman dan spiritualitas menjadi dasar dari karya sosialnya. Diapun mengakui bahwa kehadiran Blood for Life adalah karena sebuah panggilan. Itulah yang mendorong Silly tidak pernah menyerah untuk terus melayani dalam kondisi apapun. “Ketika kita melakuka sesuatu karena panggilan hati, apa pun yang terjadi, nggak akan menyurutkan semangat kita untuk terus di jalan itu. Beda kalau kita melakukan karena dibayar atau pingin terkenal. Kita mengharapkan tepuk tangan apresiasi. Ketika itu tidak kita dapatkan, kita mulai bersungut-sungut, marah dan akhirnya berhenti, karena tidak mudah mengerjakan hal itu,” pungkasnya.
Sumber : Majalah Inspirasi/jawaban.com/ls