Kementerian Luar
Negeri Yunani dan umat Kristen dari berbagai gereja memprotes rencana Presiden TurkiReccep Tayyip Erdogan menggelar serangkaian acara keagamaan selama bulan Ramadan di situs bersejarah Kristen Hagia Sophia.
Bagi umat Kristen,
Hagia Sophia adalah salah satu situs bersejarah penting bagi kekristenan dan dipergunakan
tidak untuk menonjolkan agama tertentu. Sayangnya, mereka kecewa lantaran situs
itu akan digunakan untuk acara keagamaan yang didukung penuh oleh pemerintah Turki.
“Acara keagamaan
di monumen warisan budaya dunia tak bisa dipahami dan mengungkapkan kurangnya rasa
hormat dan hubungannya dengan realita,” ucap Kementerian Luar Negeri Yunani,
seperti dilansir Breitbart.com, Selasa (7/5).
Sementara mantan
walikota Athena, Dora Bakoyannis mengatakan penyalahgunaan itu hanya akan menjadi
provokasi yang tidak menghormati umat Kristen Ortodoks yang memiliki sejarah kuat dengan situs Hagia Sophia.
Seperti
diketahui, Hagia Sophia awalnya merupakan gereja yang dibangun pada abad ke-6
di masa Kekaisaran Bizantium dan menjadi Gereja Ortodoks Konstantinopel. Pada tahun
1453, bangunan itu direbut paksa oleh Kekasisaran Ottoman dan dialihfungsikan menjadi
masjid. Namun ketika kekaisaran Ottoman berakhir pada Perang Dunia I, pemimpin sekuler Turki Kemal Ataturk mengubah Hagia Sophia menjadi museum.
Di bawah pemerintahan Presiden Erdogan, situs bersejarah ini direncanakan akan diubah kembali menjadi masjid. Namun gagasan yang telah muncul sejak empat tahun silam itu mendapat pro dan kontra dari warga Turki hingga saat ini.
Sumber : Breitbart.com/ls