Lembaga non-profit
Konsorsium Indonesia-Belanda rencananya akan menggelar kegiatan Dialog Lintas
Agama kedua negara untuk kali ke-4 di Ambon pada 24-26 Agustus 2016 mendatang. Rencana
ini pun didukung sepenuhnya oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda.
Dialog lintas agama
ini mengusung tema pendidikan dan kurikulum pendidikan agama. Selain itu akan
ada peluncuran kumpulan tulisan dari 12 penulis Belanda dan 15 penulis Indonesia
yang bertajuk ‘Costly Tolerant’. Selain itu akan diadakan seminar soal masalah deradikalisasi, penerbitan jurnal bersama dan kunjungan mahasiswa bidang teologi.
Rencana dialog ini
awalnya diusulkan saat Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Belanda, I Gusti Agung
Wesaka Puja saat menerima pengurus Netherland –Indonesia Coonsortium dor Muslim-Christian Relations (NICMCR) di Den Haag.
Pertemuan ini sekaligus
menjadi perkenalan pertama dengan para pengurus konsorsium yang terdiri dari perwakilan
Indonesia yaitu Prof Gerrit Singgih dari UKDW Yogyakarta, Dr. Syahiron Syamsuddin
dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Suratno dari Universitas Paramadina Jakarta.
Sementara perwakilan Belanda terdiri dari Corrie van der Ven dan Gezina Speelman.
Corie van der Ven
yang mengetuai konsorsium menjelaskan tentang fokus kegiatan tersebut. Sementara Prof. Robert Setio mulai menjelaskan
tentang sejarah pembentukan konsorsium di tahun 2012 lalu itu difokuskan untuk menggelar
kegiatan dialog lintas agama. Pihak konsorsium menyampaikan rencana pengadaan dialog
lintas agama Indonesia-Belanda ini sebagai tindak lanjut dari kesepakatan dialog ke-3 yang digelar di Den Haag pada 25 September 2015 lalu.
Dubes Wesaka Puja
pun menyambut baik kegiatan ini dan berharap bisa digelar secara berkesinambungan.
Dia juga menyarankan dialog lintas agama
di Ambon nantinya tidak hanya melibatkan tokoh agama Kristen dan Islam, tetapi juga
tokoh agama lainnya serta sejumlah pakar dan akademisi.
Semoga acara ini
benar-benar bisa memberikan angin segar bagi dunia pendidikan di tanah air,
khususnya terkait soal carut marutnya pendidikan agama di sekolah-sekolah formal
maupun non-formal.