<!--[if gte mso 9]><xml>
Ketegangan yang
sempat terjadi selama bertahun-tahun diantara otoritas Katolik Roma Vatikan dan Al-Azhar Mesir akhirnya berakhir setelah keduabelah pihak melakukan pertemuan bersejarah pada Senin (23/5) di Vatikan City, Italia.
Setelah bertahun-tahun perundingan ditangguhkan, Paus Fransiskus akan menerima
Sheikh Ahmed El-Tayeb, imam besar Al-Azhar, Mesir yang merupkan institusi
tertinggi Islam Sunni negara itu, menurut laporan media Mesir, Al Ahram.
Kunjungan bersejarah dan pertemuan antara kedua pemimpin agama, yang dianggap
belum pernah terjadi sebelumnya, muncul setelah ketegangan serius antara kedua
institusi pada masa pendahulu Paus Fransiskus, yaitu Paus Benediktus XVI.
Benediktus yang berhenti dari jabatan Paus pada September 2006 dalam pidatonya
dianggap mengaitkan Islam dengan kekerasan, memicu protes kekerasan di beberapa
negara dan serangan balasan terhadap umat Kristen. Sejak Paus Fransiskus
terpilih pada 2013, hubungan kedua lembaga terus meningkat.
El-Tayeb akan bertemu dengan pemimpin agama dari 1,2 miliar umat Katolik di
dunia. "Pertemuan ini sedang dipersiapkan dan telah dijadwalkan dilakukan pada hari Senin.
Ini
akan menjadi pertemuan pertama."
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Al-Azhar menyabutkan bahwa pertemuan
El-Tayeb dan Paus Fransiskua akan fokus membahas koordinasi upaya antara
Al-Azhar dan Vatikan dalam penyebaran budaya dialog, koeksistensi dan
perdamaian antara bangsa dan masyarakat.
Sebuah diskusi panel yang dipimpin oleh Wakil Imam Al-Azhar, Abbas Shuman, akan
diselenggarakan setelah pertemuan tersebut. Ulama dan peneliti dari kedua
lembaga diharapkan bertemu untuk membahas komite kerja bersama antara Al-Azhar
dan Vatikan.
Kunjungan terakhir antara kedua lembaga berlangsung pada Maret 2014 ketika
seorang wakil dari Masjid Al-Azhar, Mahmoud Azab, mengambil bagian dalam
konferensi antar agama di Vatikan yang bertujuan untuk mempromosikan kerja sama dalam memerangi perbudakan modern dan perdagangan manusia.