Amsal 12:25
Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia
Dunia
yang kita diami sekarang ini makin sarat dengan persoalan-persoalan. Manusia
memang selalu mempunyai beban hidup. Namun dalam Injil Lukas 12:23 Yesus
mengajar supaya orang percaya jangan kuatir. Topik ini memang sudah seringkali
dikhotbahkan para hamba Tuhan. Namun meskipun sudah berulangkali dikhotbahkan manusia tetap saja kuatir.
Dalam
Alkitab bahasa Inggris kata 'kekuatiran' dipergunakan dua kata, yaitu “anxiety”
(NKJV) artinya kesakitan di hati atau pikiran. Hati sama dengan pikiran, jiwa
dan perasaan sebab dalam Alkitab, pikiran, perasaan, dan jiwa adalah masalah
hati. Sedangkan dalam Alkitab KJV dipakai kata “heaviness” artinya beban berat
di hati. Karena itu kekuatiran dapat membungkukkan. Sama seperti jika kita
angkat beban berat maka tubuh kita pasti membungkuk, dan makin berat bebannya makin bungkuk orangnya.
Sakit
bungkuk bisa terjadi karena dimasuki roh jahat (Lukas 13:11). Iblis masuk ke
dalam hati yang sedang mempunyai beban. Penyakit bungkuk menjajah wanita itu selama 18 tahun. Tetapi kemudian Tuhan Yesus menyembuhkan dia.
Dalam
Alkitab, wanita selalu menggambarkan gereja. Gereja yang bungkuk karena beban berat di hati perlu disembuhkan oleh Tuhan.
Kata
“membungkuk” dalam Alkitab terjemahan NKJV digunakan kata 'depression' artinya
depresi. Orang yang depresi bukanlah sinting tetapi berpotensi menjadi sinting.
Depresi menyangkut hati, jiwa dan pikiran. Anak Tuhan yang depresi tidak akan
bisa menyembah Tuhan dengan benar, dan tidak bisa mendengar firman Tuhan dengan sukacita.
Orang
bungkuk tidak bisa berdiri dengan tegak dan melihat ke atas. Orang percaya
dianjurkan supaya jangan hanya melihat ke bumi tetapi melihat ke atas di mana
Kristus ada (Kolose 3:1-2). Orang yang kerohaniannya tidak tegak pasti tidak
akan bisa mencari perkara yang di atas. Orang duniawi selalu mencari perkara
dunia; jabatan, kekuasaan, harta dan kekayaan. Tetapi anak Tuhan harus selalu
mengejar perkara-perkara yang di atas, perkara-perkara sorgawi. Karena itu singkirkan semua beban berat dalam hidup supaya kita bisa tegak dan melihat Kristus.
Dalam
ayat pokok di atas firman Tuhan berkata bahwa perkataan yang baik menggembirakan
orang yang bungkuk (Amsal 12:25). Ini kelihatannya tidak logis, sebab tidak
mungkin perkataan yang baik bisa membuat orang kuatir menjadi gembira. Biasanya uang atau materi yang dapat menggembirakan orang yang mempunyai beban berat.
Lalu apa perkataan yang baik menggembirakan atau melegakan hati?
1. Perkataan Tuhan (Yohanes 5:24)
Firman
Tuhan adalah perkataan yang baik, yang memberkati, yang menggembirakan, yang
menolong dan menyatakan mujizat. Firman Tuhan bukan saja menjamin hidup
sementara di bumi ini tetapi memberikan hidup yang kekal. Dan perkataan Tuhan
hanya dapat diterima dengan iman atau percaya. Sangat disayangkan sebab banyak
orang ingin melihat mujizat Tuhan tetapi tidak mau mendengarkan firman Tuhan.
Padahal firman Tuhan mempunyai kuasa untuk menyembuhkan dan menciptakan
mujizat. Kalau kita percaya kepada perkataan Yesus maka kita mendapat hidup yang kekal yaitu dipindahkan dari maut kepada hidup yang kekal.
Itulah
sebabnya jemaat selalu dianjurkan untuk mendengar perkatan Tuhan. Sebab
perkataan Tuhan adalah perkataan-perkataan yang baik. Kalau kita mendengar
firman Tuhan pasti terjadi perubahan yang luar biasa dalam hidup kita. Sebab firman Kristus penuh kuasa mengubah hidup manusia.
2. Perkataan Kristus kaya dalam jemaat (Kolose 3:16)
Perkataan
yang menggembirakan juga adalah perkataan Tuhan yang kaya tinggal di hati kita.
Dari dalam hidup kita keluar perkataan-perkataan yang baik. Kita bisa menegur,
mengarahkan atau menasehati orang lain dengan perkataan Tuhan yang diam di
dalam kita. Sehingga orang-orang yang mempunyai beban hidup, yang lemah,
ataupun menderita sakit hati, bisa dikuatkan dan disembuhkan oleh perkataan-perkataan kita.
Jadi
tidak ada alasan bagi orang Kristen untuk tidak bisa menguatkan dan menghibur
orang yang berbeban berat, asalkan perkataan Kristus tersimpan di dalam diri
kita. Kita bisa menolong orang bukan dengan uang tetapi melalui perkataan, saran, arahan, dengan perkataan yang baik.
3. Perkataan kata baik yang membangun (Efesus 4:29)
Paulus
menulis surat kepada jemaat Efesus agar memakai perkataan yang baik untuk
membangun. Ini bukan perkataan Kristus, tetapi perkataan jemaat Efesus,
perkataan orang percaya. Perkataan yang baik itu artinya membangun bukan
menghakimi dan mempersalahkan. Sehingga yang mendengarnya beroleh kasih karunia
atau berkat. Mulut kita pakai untuk memuji-menyembah Tuhan tetapi dapat juga
dipakai untuk membangun sesama manusia. Jangan hanya mempersalahkan, menuduh, ataupun menghakimi. Perkataan yang baik membuat hati gembira.
Dalam
Amsal 15:23 disebutkan bahwa perkataan yang membangun juga adalah perkataan
yang tepat pada waktunya. Kalau anda mau menguatkan orang lain, lihat dulu
waktunya apakah tepat atau tidak untuk disampaikan. Kalau waktunya tidak tepat,
mungkin anda cukup mendoakannya saja dulu, dan baru pada waktu yang tepat
disampaikan nasehat atau teguran. Penempatan waktu sangat penting dalam kita
berkata-kata. Perkataan yang tidak tepat pada waktunya tidak akan mendatangkan anugerah. Kita musti belajar memperkatakan kata baik yang menggembirakan.
Dengan itu jangan pernah bungkuk karena kekuatiran. Sekiranya ada yang bungkuk rohani, maka anda dapat ditegakkan kembali oleh perkataan Tuhan dan perkataan baik yang membangun. Tuhan Yesus memberkati!
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.
Sumber : Pdt. M.D. Wakkary dari GPDI Maranatha/jawaban.com