Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte membeberkan kesalahan di dalam Gereja Katolik setelah mendapati para uskup terlibat dalam kasus korupsi yang melibatkan politisi di pemerintahan dan telah melanggar sumpah hidup tidak menikah untuk melayani Tuhan. Dia juga menduga para uskup Gereja Katolik Filipina memperkaya diri mereka sendiri dengan mengorbankan orang miskin, dan mengabaikan pemisahan antara gereja dan negara.
Ucapan ini diduga merupakan akibat dari tindakan para uskup membujuk warga Filipina untuk tidak memilihnya di pemilu pada 9 Mei 2016 lalu. Dia mengatakan siap berdebat dengan para uskup senior terkait dugaan tersebut.
“Saya akan meluncurkan kritik terkait dosa Gereja Katolik sampai dengan 29 Juni dan (membahas) apakah Anda masih relevan,” ucap Presiden Rodrigo yang akan dilantik pada 30 Juni 2016 mendatang.
Kritik semacam ini bukanlah kali pertama disampaikan Presiden Rodrigo. Dalam kampanyenya pada November 2015 silam, Rodrigo juga mengkritik Paus Fransiskus karena kunjungannya menyebabkan macet di Manila pada awal Januari lalu.
Pernyataan itu sontak menjadi kontroversi karena di Manila sendiri 80 persen penduduknya adalah warga Katolik. Meski begitu kritik tajam tersebut tak menyurutkan dukungan rakyat kepadanya, terbukti dengan menang telak atas rivalnya pada pemilu.
“‘Tak masalah,’ kata saya. Mari jadikan pemilu ini sebagai referendum antara saya dan Gereja Katolik,” ucapnya.
Rodrigo Duterte memang dikenal sebagai tokoh politik yang berbicara dengan gayanya yang ceplas-ceplos. Sebelum terpilih, dia berjanji akan menghapuskan kejahatan dalam enam bulan pertama masa jabatannya sebagai Presiden Filipina. Namun kritik tajam terhadap Gereja Katolik ini menjadi pertanda bagaimana dia nantinya memimpin negara berpopulasi umat Katolik terbesar se-Asia itu.
Sumber : Cnnindonesia.com/jawaban.com/ls