Tragis, 600 Ribu Pengungsi di Kenya Terancam Diusir
Sumber: http://www.ibtimes.co.uk

Internasional / 17 May 2016

Kalangan Sendiri

Tragis, 600 Ribu Pengungsi di Kenya Terancam Diusir

Puji Astuti Official Writer
3395

Pemerintah Kenya telah mengumumkan rencana untuk menutup kamp-kamp pengungsi dan lembaga kemanusiaan Kristen dari Amerika memperingatkan bahwa keputusan itu mematikan.

Hampir 600.000 pengungsi tinggal di kamp-kamp yang berada di Kenya tersebut, dengan lebih dari setengahnya berada di kamp Dadaab yang ada di dekat perbatasan dengan Somalia.

Kementerian Dalam Negeri Kenya telah menyatakan akan mengirim sekitar  330.000 pengungsi di Dadaab kembali ke Somalia karena kamp tersebut dianggap menjadi tempat persembunyian teroris, demikian berita yang dirilis oleh Guardian.

Berita itu tidak hanya mengejutkan bagi pengungsi tetapi juga bagi sebuah organisasi  non-profit bernama World Help, yang saat ini menyerukan agar ada intervensi  internasional.

"Hal ini adalah kejutan besar dan memprihatinkan saat kami tahu keputusan Kenya untuk menutup kamp-kamp pengungsi ini, dan pada  gilirannya, membuat  masa depan lebih dari 600.000 pengungsi menjadi tidak menentu, banyak di antaranya berasal dari negara-negara yang terpecah karena perang, seperti Somalia," Vernon Brewer, pendiri dan direktur dari World Help yang berbasis di Virginia, dalam  sebuah pernyataan resminya yang dikutip CBN.com. "Orang-orang yang sudah tinggal di ambang kematian pasti akan mati jika dunia tidak segera merespon krisis  yang tidak menentu ini. "

Kenya sebelumnya pernah mengancam untuk menutup kamp-kamp pengungsi itu di masa lalu dan memanfaatkannya untuk keuntungan politik selama pemilu, tapi saat ini pihak otoritas menindaklanjuti rencana itu dengan menutup Departemen Urusan Pengungsi. Mereka bahkan telah membentuk satuan tugas untuk penutupan kamp di Dadaab.

"Ini luar biasa," kata Abdullahi Aden Hassan kepada  Guardian. Ayah dari sembilan anak tersebut adalah salah satu orang yang pertama tiba di kamp pengungsian itu pada tahun 1992. Dia sekarang menjabat sebagai juru bicara para pengungsi di kamp. "Semua orang hanya tertegun dan benar-benar sedih. Masih ada perang terjadi di begitu banyak bagian dari Somalia. Saat  ini terlalu berbahaya untuk kembali kesana."

Pemerintah mengklaim bahwa kelompok teror berbasis  di Somalia al Shabbab menggunakan kamp-kamp pengungsian untuk serangan teror, termasuk serangan di Westgate Mall pada September 2013.

Namun peneliti senior tentang pengungsi dari Human Rights Watch, Gerry Simpson tidak setuju.

"Tidak ada satu pun bukti bahwa pengungsi Somalia yang terdaftar di Kenya berada di balik serangan di Kenya," demikian pernyataan Gerry. "Sejauh ini, tidak seorangpun pengungsi Somalia  telah dituduh atau dihukum karena pelanggaran tersebut. Dalam kasus serangan terhadap Westgate Mall di Nairobi, dan serangan Garissa di timur laut Kenya tahun lalu, warga Somalia telah didakwa atas serangan itu, tetapi orang tersebut  datang langsung dari Somalia, dan  tidak terdaftar  sebagai pengungsi . "

Brewer mengatakan bahwa bukan tanggung jawab  organisasinya untuk campur tangan dalam politik tetapi ia meminta bangsa  tersebut untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka.

" Mungkin  para pejabat Kenya tidak akan merasa terpaksa mengambil tindakan drastis seperti itu  jika masyarakat internasional memberikan dukungan lebih untuk layanan kemanusiaan dan keamanan ?," demikian tanyanya.

"Dunia harus sadar akan fakta bahwa kita sekarang memiliki pengungsi terbanyak sepanjang sejarah, dan bahwa orang-orang ini rentan, terutama perempuan dan anak-anak, mereka adalah tanggung jawab kita semua."

Sumber : CBN.com
Halaman :
1

Ikuti Kami