Doa adalah aspek yang begitu penting dalam kehidupan orang Kristen karena doa menjadi akses untuk menghubungkan kita dengan Tuhan. Masalahnya adalah, kita merasa doa tidak perlu dilakukan sebanyak yang seharusnya dibutuhkan. Kendalanya bisa karena malas, tidak tertarik atau merasa tidak mampu berdoa. Peran doa yang begitu penting inilah yang membuat si iblis mengusik pikiran kita dan kadang enggan untuk berdoa.
Namun hari ini, Anda perlu tahu bahwa doa perlu menjadi sentra terpenting dalam sebuah keluarga. Karena aktivitas berdoa harus ditularkan kepada anak-anak, dan contoh doa terdekat yang akan mereka tiru adalah ayah dan ibunya. Anak-anak perlu menyaksikan bagaimana doa bekerja dalam hubungan ayah dan ibunya, mulai dari berdoa makan bersama, doa syukur di pagi hari ataupun doa tidur. Jika orang tua saja tidak memelihara dan menjadikan doa sebagai sentra penting dalam hidupnya, bagaimana anak-anak bisa memahami kekuatan doa?
Jika Anda adalah orang tua yang peduli dan ingin anak-anak Anda menjadikan doa sebagai bagian dari hidupnya, lakukan 5 langkah paling gampang ini.
1. Hindari doa hapalan
Berdoa bisa saja menjadi rutinitas harian yang kita sadari tidak membuat kita bertumbuh. Sama seperti rutinitas harian kita, doa bisa menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja. Jadi, agar anak mengerti bahwa doa itu penting, ada baiknya untuk memberi contoh doa yang spontanitas setiap hari, baik saat makan atau menjelang tidur. Minta anak sekali-kali memimpin doa dan dorong mereka untuk menyampaikan isi hati mereka secara langsung kepada Tuhan.
2. Berdoa tanpa lelah
Ketika kita mengasihi seseorang, kita akan terdorong untuk berbincang dengannya! Tanpa lelah! Dalam hubungan kita dengan Tuhan, sangat penting untuk memiliki komunikasi yang teratur. Tanpa itu, kita perlahan-lahan akan menjauh dari-Nya. Jadi pikirkanlah untuk berdoa tidak hanya saat makan atau tidur saja!
Semakin banyak kita berbicara dengan Tuhan, semakin kita mengalami sukacita, kebahagiaan dan kekuatan iman. Jangan pernah menunjukkan kepada anak bahwa berdoa harus menggunakan kata-kata yang indah dan sempurna. Tetapi ajarkan mereka bahwa berdoa hanya memerlukan hati yang tulus, terbuka dan jujur di hadapan Tuhan. Dalam 1 Tesalonika 5: 16-18 dikatakan, “Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
3. Buat “Jurnal Doa” Keluarga
Susunlah sebuah jurnal doa keluarga. Berdoalah bersama-sama dengan seluruh keluarga minimal sekali dalam seminggu. Sebelum membaca firman Tuhan, awali persekutuan keluarga dengan doa terlebih dahulu. Ini adalah satu cara yang paling fantastis untuk mengajar anak-anak kita membangun hubungan pribadi dengan Tuhan.
4. Buat daftar ‘Doa Prioritas’ harian
Doa dalam bahasa Inggris disebut ‘PRAYER’. Nah, orang-orang kreatif membuat kata ini menjadi sebuah kalimat panjang yang mengandung kebenaran firman Tuhan, seperti:
P : Petition God for your needs (Petisi kepada Allah tentang kebutuhanmu (baca Filipi 4: 6-7)).
R : Request His wisdom and direction (Minta kebijaksanaan dan tuntunan-Nya (baca Yakobus 1: 5)).
A : Acknowledge Him as the source of prayer’s power (Aku Dia sebagai sumber kekuatan doa (baca Mazmur 107: 28-30)).
Y : Yearn the intimacy involved in meaningful prayer (Rindukan keintiman dalam doa yang penuh makna. (baca Mazmur 42:1)).
E : Emphasize relationship over religion (Tekankan hubungan lebih dari sekedar ritual keagamaan (baca Efesus 2: 8-10)).
R : Respond to His leading with obedience (Responi pimpinan Tuhan dengan ketaatan. (baca 1 Samuel 15: 22)).
5. Ceritakan tentang seseorang yang suka berdoa
Jadilah orangtua yang menjadi partner doa dan guru bagi anak-anak Anda. Sembari menerapkan cara-cara di atas, lakukanlah hal ini, yaitu mengajarkan anak tentang tokoh-tokoh Alkitab yang hidup setia dalam Tuhan dan jelaskan tentang bagaimana ketaatan mereka dalam berdoa kepada Tuhan, misalnya Daniel dan Yusuf!
Sumber : Faithgateway.com/jawaban.com/ls