Ronny Kapojos: Tujuan Hidup Saya Cuma Satu, Matiin Papa
Sumber: Jawaban.com

Family / 17 March 2016

Kalangan Sendiri

Ronny Kapojos: Tujuan Hidup Saya Cuma Satu, Matiin Papa

Lori Official Writer
11738

“Pikiran saya, kalau saya bisa matiin Papa, itulah tujuan hidup saya. Bahwa saya bisa nyelamatin ibu saya, saya bisa nyelamatin kakak-kakak saya. Bahwa saya bisa nyelamatin diri saya, sehingga kami semua bebas dari penganiayaan,” demikian pria berdarah Manado, Ronny Kapojos menuturkan perjalanan hidupnya di masa lalu.

Namun niat itu hanya terbelenggu di dalam hati Ronny. Semakin lama kondisi rumah tak lagi membuatnya nyaman. Ronny pun mencoba pergi sejauh mungkin. Dari Manado, pria ini akhirnya merantau ke Jakarta.  

8 Mei 2008, Ronny divonis 8 tahun penjara dengan kasus pembunuhan di salah satu diskotik di Jakarta. Penjara menjadi rumah yang penuh tekanan bagi Ronny, karena tak hanya sekedar menjalani masa hukuman, tetapi Ronny juga harus menghadapi beberapa orang sesama tahanan yang berusaha mem-bully-nya. Namun dengan karakternya yang keras dan tidak ingin diperlakukan semena-mena, Ronny akan melakukan apa saja demi menjaga harga diri. “Buat saya harga diri itu mahal. Saya nggak mau dimena-mena ama orang Saya nggak takut mau berapa banyak orang karena buat saya mati itu hanya sekaliharga diri itu kalau saya disemena-mena saya nggak mau Karena dari dulu karakter saya, saya nggak mau diinjak-injak orang,” ucap pria yang dijuluki Black Manado ini.

Karakter Ronny yang keras dan penuh kebencian itu terbentuk sejak kecil dari dalam keluarga. Dia adalah pribadi tertolak dalam keluarga karena orang tuanya, khususnya sang ayah yang tidak pernah memberi dia kesempatan untuk berbicara atau menentang perbuatan semena-mena sang ayah kepada ibu dan saudara-saudaranya. Ronny kecil mengaku tak pernah mendapatkan kasih sayang yang seharusnya dari sang ayah.

Namun entah mengapa, sesuatu yang dia tak pernah harapkan terjadi saat dirinya masih mendekap dalam penjara. Lewat perangkat telepon, Ronny mendengar sayup-sayup suara seorang pria menyebut-nyebut namanya. Dia baru menyadari bahwa suara itu adalah sang ayah. "Ini Papa Ronny. Apa kabarnya kamu? Kapan kamu pulang, Papa rindu sama kamu Ronny!Maafin Papa Ronny”.

Momen itulah yang sudah sejak lama dinanti-nantikan Ronny. Ketika ayahnya menyapanya, peduli dan memohon maaf atas segala perbuatannya di masa lalu. Saat itulah Ronny merasa seperti hidup baru lagi. Dia merasakan sesuatu yang tidak pernah dialaminya sejak kecil, yaitu kasih sayang seorang ayah. “Di situ saya menangis, berteriak: Inilah hidup saya, saya merasa berarti”.

Momen bahagia itulah yang membuat Ronny termotivasi untuk segera keluar dari penjara. Dia mulai mengubah perilakunya demi mendapatkan keringanan hukuman, segala peraturan penjara dipatuhinya.

Diapun mendapat kabar bahwa kondisi sang ayah semakin memburuk, sementara Ronny belum mendapatkan keringanan hukuman. Satu kali dia mencoba meminta ijin untuk bisa pulang dan bertemu sang ayah yang sedang sakit keras untuk terakhir kalinya, namun kepala penjara menolak permohonan itu. Merasa tidak terima, dia pun ngotot hingga harus menerima perlakuan keras dari petugas penjara dan pada akhirnya dia dijebloskan ke dalam sel tikus selama tiga bulan.

“Ketika saya baru mendapatkan suatu yang saya inginkan dari dulu puluhan tahun, tapi Tuhan ambil semua itu. Dan itu yang membuat saya kecewa sama Tuhan dan membuat saya semakin jahat”.

Setelah keluar dari sel tikus, hidup Ronny semakin hancur. Dia mulai jatuh dalam narkoba untuk menghancurkan hidupnya karena baginya toh hidupnya sudah tak lagi punya tujuan. Hingga pada suatu kesempatan, Ronny bertemu dengan seorang pria yang dianggapnya adik. Dia lalu diajak untuk ikut dalam sebuah kebaktian. Di sanalah Ronny untuk pertama kali mengungkapkan segala kepahitan hidupnya. Saat itulah Ronny mengungkapkan betapa dia ingin dipulihkan sepenuhnya oleh Tuhan.

“Saya mau pulih dari luka batin saya. Ternyata dendam, kebencian, sakit hati, nggak bisa diputusin kalau cuma lewat sekedar kita minta maaf atau mengampuni. Ternyata kita harus menyerah di kaki Tuhan. Saya berdoa di situ, saya negosiasi sama Tuhan. Saya bilang, “Kalau saya ikut Tuhan bagaimana hidup saya. Saya keluar dari nusa kambangan dengan label seorang pembunuh. Dengan tubuh yang banyak tato, dengan muka yang seperti ini. Apakah saya dapat diterima dalam pekerjaan?” Tuhan cuman katakan: “Kau harus ikut Aku. Burung di udara saya pelihara. Ladang di taman Saya hiasi”. Ituterus diingatin di telinga saya.  Keras banget bicara kata-kata itu. Ketika saya mendengar itu, saya kuatkan hati saya. Saya bilang, Tuhan rasa kuatir saya ini, saya taruh dalam tangan Tuhan”.

Setelah menjalani masa tahanan selama 6 tahun, Ronny Kapojos mendapat mujizat dari Tuhan. 17 Agustus 2014, Ronny mendapat remisi khusus dan dinyatakan bebas. Dan sekarang, Ronny sudah memberi dirinya untuk melayani Tuhan. Dia menjadi perpanjangan tangan Tuhan untuk menunjukkan kasih sayang seorang ayah kepada setiap anak. Tuhan benar-benar menepati janjinya, bahwa Dia sanggup mengubah Ronny dari sosok yang tidak dianggap menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang.


Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klikdi sini

Sumber : Ronny Kapojos
Halaman :
1

Ikuti Kami