Ditawan ISIS 9 Hari, Pendeta Asal Irak Ceritakan Bagaimana Ia Disiksa
Sumber: CBN

Internasional / 15 March 2016

Kalangan Sendiri

Ditawan ISIS 9 Hari, Pendeta Asal Irak Ceritakan Bagaimana Ia Disiksa

Puji Astuti Official Writer
22419

Pendeta Chaldean Katolik, Pastor Dauglas al-Bazi asal Irak ini menceritakan pengalamannya di tawan selama sembilan hari oleh kelompok ekstrimis ISIS. Ia menyatakan bahwa apa yang dilakukan ISIS bulanlah teror, tetapi genosida terhadap bangsanya.

"Saya disini untuk mengatakan kepada Anda bahwa masyarakat saya - mereka merasa dilupakan dan seorang diri," demikian ungkap Pastor Douglas saat memberikan kesaksian kepada National Press Club. "Dan saya disini unutk mengatakan kepada orang Amerika bahwa langkah pertama yang harus diambil adalah menyatakan hal ini genosida."

Al-Bazi menjadi saksi hidup kekejaman ISIS, ia selama sembilan hari ditawan, dipukuli, dan giginya dipukul dengan palu. Penyiksanya juga menggunakan palu untuk menhancurkan hidung dan punggungnya.

"Saya masih menyimpan pakaian saat mereka menculik saya," terang Al-Bazi sambil memperlihatkan pakaian dengan bercak darah. "Selalu, saat saya melihat darah itu setiap hari dan saya ingat : Ini yang dialami masyarakat saya setiap hari. Saya beruntung; Saya masih melihat kepada darah saya dan ingat kepada masyarakat saya - mereka tidak memiliki kesempatan itu."

Al-Bazi telah meninggalkan Baghdad ke wilayah Kurdi Utara. Dia saat ini melayani di Mar Elia Church yang memberi perlindungan bagi 112 keluarga Irak yang terusir dari tempat tinggalnya.

Sebuah organisasi bernama The Nights of Columbus dan In Defense of Cristian telah merilis sebuah laporan setebal 280 halaman tentang informasi kekejaman ISIS terhadap umat Kristen di wilayah Irak dan Suriah. Laporan itu menyatakan bahwa umat Kristen di sana dibunuh, diperkosa, dijual menjadi budak, terusir dari tempat tinggal mereka dan juga gereja-gereja dihancurkan. Departemen Luar Negeri Amerika mendapatkan mandat dari kongkres untuk menentukan apakah ISIS melakukan genosida terhadap umat Kristen dan kelompok-kelompok minoritas lainnya hingga pada 17 Maret 2016 nanti. Sebuah petisi yang menuntut untuk menghentikan genosida ini juga sedang dilakukan dan sudah mengumpulkan 100,390 dukungan.

Sumber : CBN.com | Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami