Paus Fransiskus kembali Serukan Penghapusan Hukuman Mati
Sumber: REUTERS

Internasional / 22 February 2016

Kalangan Sendiri

Paus Fransiskus kembali Serukan Penghapusan Hukuman Mati

Mega Permata Official Writer
2830

Seperti dikutip satuharapan.com, Paus Fransiskus di misa pada hari minggu (21/2) menyerukan pada seluruh dunia untuk menghapus hukuman mati. Ia mengatakan “Jangan membunuh” adalah mutlak dan juga berlaku untuk mereka yang bersalah seperti pada orang yang tidak bersalah.


Seruan yang disampaikan Paus Fransiskus, disampaikannya menjelang Konferensi Internasional melawan  hukuman mati di Roma yang digelar oleh Komunitas Sant’Egidio Roma, yaitu sebuah kelompok perdamaian milik Katolik dari seluruh dunia.


Paus mengutarakan, “Ketika hukuman mati diterapkan, itu bukan tindakan melawan agresi tetapi tindakan yang dilakukan di masa lalu. Saat ini, hukuman mati merupakan sesuatu yang tidak bisa diterima, meski kejahatan yang dilakukan sangat serius.”  jelasnya kepada jemaat yang hadir. Ia juga meminta politisi Katolik di seluruh dunia untuk bersikap berani dan menjadi teladan dalam mengupayakan moratorium eksekusi mati.


“Saya menarik hati nurani mereka yang memerintah untuk mencapai konsensus internasional dalam penghapusan hukuman mati,” lanjut Paus didepan puluhan ribu orang di lapangan Santo Petrus, Vatikan. Paus Fransiskus sempat meminta penghapusan hukuman seumur hidup. Baginya, itu adalah hukuman mati yang tersembunyi. Ia juga meminta program rehabilitas lebih digalakkan lagi untuk para kriminal.


Berabad-abad lalu Gereja Katolik memperbolehkan hukuman mati hanya dalam kasus-kasus ekstrim, namun semenjak dibawah Paus Yohanes Paulus II, yang telah meninggal tahun 2005 silam, posisi tersebut berubah. Menurut Paus sendiri, dewasa ini hukuman mati semakin meningkat atas nama kemanusiaan. Ia mengkritik masyarakat modern melihat kriminalitas tanpa memperdulikan pelaku yang bersalah mampu merehabilitasi dirinya atau tidak.


Komunitas Sant’Eigidio merupakan komunitas awam Katolik yang dimulai di Roma, Italia pada 1968. Lima orang muda yang dipimpin Andrea Riccardi memulai komunitas ini. Doa, kitab suci, persahabatan dengan yang miskin, dan dialog menjadi empat pilar utama. Komunitas Sant’Egidio yang hadir di Indonesia sejak tahun 1990, juga menolak hal yang sama. Komunitas ini dibangun atas dasar prinsip yang mempercayai perubahan diri merupakan langkah awal menuju jalan iman. 

Sumber : Liputan6.com/Satuharapan.com/Jawaban.com/MegaPermata
Halaman :
1

Ikuti Kami