Psikopat dan Hilangnya Perasaan Bersalah
Sumber: Thinkstock Photos

Health / 10 February 2016

Kalangan Sendiri

Psikopat dan Hilangnya Perasaan Bersalah

Theresia Karo Karo Official Writer
5431

Kasus kopi maut Mirna menyita perhatian media Indonesia. Dugaan atas motif pembunuhan berencana lantas membawa nama Jessica sebagai tersangka. Selain itu, muncul pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak yang menyebut Jessica sebagai psikopat, karena tidak menunjukkan perasaan bersalah atas perbuatannya. 

Kebenaran ini memang belum terungkap jelas, namun sebelum menilai seseorang  sebagai psikopat atau tidak, sebaiknya ketahui lebih dalam kondisi ini. Istilah psikopat yang beredar di masyarakat saat ini merujuk pada sikap pembunuh yang dianggap mampu melakukan perbuatan kejinya tanpa menunjukkan rasa bersalah.

Padahal sebenarnya istilah psikopat sudah tidak dipakai lagi dalam diagnosis gangguan jiwa. Kondisi ini lebih merujuk pada suatu gangguan kepribadian antisosial. Individu dengan gangguan ini biasanya tidak menghargai benar atau salah. Dia juga kerap mengabaikan hak, keinginan, serta perasaan orang lain.

Selain itu, individu dengan gangguan kepribadian antisosial juga sering dikaitkan dengan ciri-ciri seperti berikut:

  1. Mengabaikan sesuatu yang benar secara moral.
  2. Persisten berbohong atau menipu untuk mengeksploitasi orang lain.
  3. Menggunakan pesona atau kecerdasan untuk memanipulasi orang lain untuk keuntungan pribadi atau untuk kesenangan pribadi belaka.
  4. Egosentris yang intens, rasa superioritas dan terkadang eksibisionisme.
  5. Berhubungan dengan masalah hukum berulang kali.
  6. Berulang kali melanggar hak orang lain dengan menggunakan intimidasi dan ketidakjujuran.
  7. Pelecehan atau mengabaikan anak.
  8. Bersikap bermusuhan, lekas marah yang signifikan, agitasi, impulsif, agresi atau kekerasan.
  9. Kurangnya empati untuk orang lain dan kurangnya penyesalan jika merugikan orang lain.
  10. Sering mengambil risiko atau perilaku berbahaya.
  11. Hubungan interpersonal yang buruk atau sering bersikap kasar
  12. Perilaku kerja yang tidak bertanggung jawab
  13. Kegagalan untuk belajar hal-hal yang baik.

Meski gangguan kepribadian terlihat nyata ketika individu menginjak usia 20-30 tahun, kondisi ini sebenarnya muncul sejak mereka masih anak-anak. Terlihat dari perlakuan kasar mereka terhadap teman, penyiksaan hewan, agresif dan impulsif, melawan orang tua atau figur otoritas semasa mereka masih anak-anak dan remaja.

Belum diketahui penyebab pastinya, namun beberapa faktor berikut dinilai menjadi pemicu gangguan kepribadian antisosial:

  • Diagnosis gangguan perilaku masa kanak-kanak.
  • Riwayat keluarga gangguan kepribadian antisosial atau gangguan kepribadian lain atau penyakit mental.
  • Menjadi sasaran pelecehan verbal, fisik atau seksual selama masa anak-anak.
  • Kehidupan keluarga yang tidak stabil atau kacau selama masa anak-anak.
  • Kehilangan orang tua karena bercerai yang menyebabkan reaksi traumatis masa kecil.
  • Sejarah penyalahgunaan zat di orang tua atau anggota keluarga lainnya.

Sementara untuk penanganannya, gangguan kepribadian antisosial atau psikopatik memang tergolong sulit. Karena tidak ada kesadaran diri dari orang yang mengalaminya. Diperlukan pemeriksaan psikologis oleh ahli di bidang kedokteran jiwa dan psikologi.

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : Kompas/Jawaban.com | Theresia Karo Karo
Halaman :
1

Ikuti Kami