Mel Young, Selamatkan Masa Depan Kaum Tunawisma Lewat Bola
Sumber: Google.com

Kata Alkitab / 6 February 2016

Kalangan Sendiri

Mel Young, Selamatkan Masa Depan Kaum Tunawisma Lewat Bola

Lori Official Writer
4035

Jiwa sosial Mel Young sudah terbangun sejak muda. Ayah tiga anak lulusan Edinburgh and Heriot-Watt University, Edinburgh, Skotlandia, ini sudah aktif di penerbitan komunitas sejak akhir tahun 1970-an. Pertama kali, ia menerbitkan majalah City Lynx pada tahun 1979. Dua tahun kemudian, ia membuat media kawasan Wester Hailes Sentinel, yang diedarkan di Edinburgh.

Di awal tahun 1993, saat melihat jumlah tunawisma bertambah banyak di kotanya, terlintas dibenaknya untuk membantu mereka dengan cara membuat media yang dibuat oleh mereka, dijual oleh mereka, dan untuk mereka. Ia kemudian mengadopsi koran The Big Issue yang terbit di Inggris untuk dibuat edisi Skotlandianya. The Big Issue adalah koran yang dikenal sebagai street newspapers (street papers), koran yang dibuat untuk kalangan tuna wisma.

Jenis media seperti ini, sebenarnya mulai populer di akhir dekade 1980-an di Amerika sebagai sarana komunikasi kaum tunawisma. Pada awalnya diterbitkan oleh lembaga-lembaga nirlaba sebagai bentuk kegiatan sosial mereka untuk membantu kaum tunawisma. Lama-kelamaan ada juga penerbit yang mengelolanya secara profesional dengan tetap menekankan pada sisi sosialnya, yaitu mempekerjakan kaum tunawisma. Liputan seputar tunawisma pun makin mempererat solidaritas di antara mereka. Ide itu kemudian menyebar ke sejumlah negara termasuk Inggris, hingga lahirlah The Big Issue yang kemudian menjadi salah satu street papers terbesar di dunia. Itulah yang mendorong Young untuk membuat The Big Issue edisi Skotlandia.

Pada tahun 2001, para pengelola street papers dari seluruh dunia mengadakan konferensi International Network of Street Papers di Afrika Selatan. Di sana dirumuskan proyek untuk mengembangkan street papers ke 60 negara. Di konferensi itu Young bertemu pengelola street papers dari Austria, Harald Schmied, yang sama-sama penggila bola. Di antara mereka berdua muncul kesamaan ide, yakni bagaimana caranya agar bisa membantu para tunawisma (homeless) di 60-an negara yang memiliki bahasa berbeda-beda. Dan ternyata mereka menemukan bahasa pemersatunya yaitu sepakbola. Ide itulah yang kemudian memunculkan Homeless World Cup, yaitu kejuaraan dunia street soccer (sepakbola jalanan) bagi kaum tunawisma.

 

Jiwa sosial Mel Young sudah terbangun sejak muda. Ayah tiga anak lulusan Edinburgh and Heriot-Watt University, Edinburgh, Skotlandia, ini sudah aktif di penerbitan komunitas sejak akhir tahun 1970-an. Pertama kali, ia menerbitkan majalah City Lynx pada tahun 1979. Dua tahun kemudian, ia membuat media kawasan Wester Hailes Sentinel, yang diedarkan di Edinburgh.

Ketika pada awal tahun 1993 ia melihat jumlah tunawisma bertambah banyak di kotanya, ia terpikirkan untuk membantu mereka dengan cara membuat media yang dibuat oleh mereka, dijual oleh mereka, dan untuk mereka. Ia kemudian mengadopsi koran The Big Issue yang terbit di Inggris untuk dibuat edisi Skotlandianya. The Big Issue adalah koran yang dikenal sebagai street newspapers (street papers), koran yang dibuat untuk kalangan tunawisma.

Jenis media seperti ini, sebenarnya mulai populer di akhir dekade 1980-an di Amerika sebagai sarana komunikasi kaum tunawisma. Pada awalnya diterbitkan oleh lembaga-lembaga nirlaba sebagai bentuk kegiatan sosial mereka untuk membantu kaum tunawisma. Lama-kelamaan ada juga penerbit yang mengelolanya secara profesional dengan tetap menekankan pada sisi sosialnya, yaitu mempekerjakan kaum tunawisma. Liputan seputar tunawisma pun makin mempererat solidaritas di antara mereka. Ide itu kemudian menyebar ke sejumlah negara termasuk Inggris, hingga lahirlah The Big Issue yang kemudian menjadi salah satu street papers terbesar di dunia. Itulah yang mendorong Young untuk membuat The Big Issue edisi Skotlandia.

Pada tahun 2001, para pengelola street papers dari seluruh dunia mengadakan konferensi International Network of Street Papers di Afrika Selatan. Di sana dirumuskan proyek untuk mengembangkan street papers ke 60 negara. Di konferensi itu Young bertemu pengelola street papers dari Austria, Harald Schmied, yang sama-sama penggila bola. Di antara mereka berdua muncul kesamaan ide, yakni bagaimana caranya agar bisa membantu para tunawisa (homeless) di 60-an negara yang memiliki bahasa berbeda-beda. Dan ternyata mereka menemukan bahasa pemersatunya yaitu sepakbola. Ide itulah yang kemudian memunculkan Homeless World Cup, yaitu kejuaraan dunia street soccer (sepakbola jalanan) bagi kaum tunawisma.

Sumber : Andreawongso.com/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami