Langkah Pertama untuk Mengalami Mukjizat
Sumber: Crosswalk.com

Kata Alkitab / 2 February 2016

Kalangan Sendiri

Langkah Pertama untuk Mengalami Mukjizat

Theresia Karo Karo Official Writer
5500

“…Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” (Markus 9:23b)

Langkah pertama bila ingin Allah melakukan mukjizat dalam kehidupan kita adalah dengan mengaku kepada-Nya bahwa kita memang memiliki masalah yang belum terselesaikan.

“Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka. Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata: “Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam. Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini.” Tetapi jawab-Nya: “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya: “Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” (Markus 6:34-37)

Bacaan di atas memperlihatkan kepada tiga respon umum yang biasa diberikan saat berhadapan dengan masalah yang sulit. Mulai dari menangguhkan masalah, melempar tanggung jawab, hingga didera perasaan kuatir.

Menangguhkan masalah
Murid-murid menyampaikan masalah memberi makan orang-orang kepada Yesus saat hari mulai senja. Setelah sepanjang hari mereka memikirkan berbagai cara menurut kemampuan dan kepandaian sendiri untuk menemukan cara memberi makan 5.000 orang.

Sama seperti para murid, saat memiliki masalah kita cenderung menangguhkannya. Seakan berpura-pura bahwa masalah itu tidak ada dan mengalihkan perhatian pada hal lain.Adakah masalah dalam keluarga yang sedang Anda hindari? Atau masalah keuangan yang sedang ditangguhkan? Adakah Anda bermasalah dengan kesehatan, namun tidak segera ditindak lanjuti? Ketahuilah bahwa menangguhkan masalah hanya akan memperburuk masalah yang sudah ada.

Dari kisah tadi, kita bisa belajar untuk segera menyerahkan dan memberitahu masalah kita kepada Tuhan. Kuasa manusia terbatas, namun tidak dengan Tuhan. Dia memiliki cara ajaib untuk menyelesaikan setiap masalah kita, sesulit apapun yang dihadapi.

Melempar atau melepas tanggung jawab
Bingung bagaimana memberi makan orang sebanyak itu, para murid malah menyuruh orang-orang tersebut untuk pulang. Pikir mereka, tidak ada yang menyuruh orang banyak itu untuk datang dan tidak ada pula yang berjanji untuk memberi makanan. Sehingga mereka merasa tidak bertanggung jawab. Apakah kita juga pernah melakukan hal serupa saat berhadapan dengan satu masalah?

Meresponi masalah dengan menyalahkan orang lain adalah cara paling sering yang dilakukan seseorang saat berhadapan dengan masalah.

Kuatir
Respon ketiga adalah yang paling umum. Sebagian besar dari kita tentu pernah merasa resah, galau, dan tertekan saat menemukan masalah dalam hidup. Saat Yesus berkata pada murid-murid untuk memberi makan orang banyak yang mengikuti mereka, makan semakin besarlah kekuatiran mereka.

Bayangkan Petrus yang melakukan analisa biaya saat itu berkata, “Lima ribu orang? Yang benar saja …Bagaimana caranya kita mendapat makanan untuk orang sebanyak itu dengan uang yang kita miliki, membagi-bagikannya kemudian membersihkan sisa-sisanya?”

Sama seperti para murid, tiga respon tadi sangat mungkin terjadi saat kita menghadapi masalah sulit. Kabar baiknya adalah, kita tetap dapat memetik pelajaran berharga dari kisah di atas. Para murid berada sangat dekat dengan Yesus; Pribadi yang mampu merubah sebuah batu menjadi roti jika memang itu yang harus Dia lakukan, tetapi ketika Yesus meminta mereka untuk melakukan sesuatu, mereka berkata, “Tuhan, pada kenyataannya secara keuangan, secara logika dan secara manusia hal itu mustahil!”

Apakah Tuhan pernah meminta Anda untuk melakukan sesuatu yang kelihatan mustahil dan menjawab-Nya demikian, “Tuhan, saya tidak punya waktu atau uang atau tenaga atau latar belakang pendidikan yang cukup untuk melakukan hal itu?”

Sementara itu, Tuhan meminta kita melakukan sesuatu yang terlihat mustahil adalah untuk memperbesar kapasitas iman kita. Saat kita menghadapi masalah yang tidak dapat diselesaikan sendiri, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengakui semua itu dihadapan-Nya. Setelah itu, tunggu waktunya Tuhan, ketika Dia mengubah sesuatu yang mustahil menjadi mukjizat dalam kehidupan setiap kita.

“Ia berkata kepada mereka: “Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, –maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.” (Matius 17:20)

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : Pelitahidup/Jawaban.com | Theresia Karo Karo
Halaman :
1

Ikuti Kami