Saat JFlow dan Marcel Kagumi Pianis Cilik Joey Alexander
Sumber: www.youtube.com

Entertainment / 28 January 2016

Kalangan Sendiri

Saat JFlow dan Marcel Kagumi Pianis Cilik Joey Alexander

Lori Official Writer
3677

Siapa sangka bila musisi jazz cilik Indonesia, Joey Alexander (12) kini menjadi sosok yang diperhitungkan di bidang musik tanah air. Tak hanya sekadar mengaku kagum dengan pianis berbakat yang satu ini, tetapi juga bikin musisi lain bangga.

Demikian penyanyi rap JFlow mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi yang ditorehkan Joey Alexander masuk dalam nominasi di Grammy Awards. Dia menuturkan Joey adalah salah satu anak bangsa yangberhasil mengukir prestasi di kancah Internasional. Sehingga perlu didukung untuk terus mengukir prestasi lainnya.

JFlow menyadari pianis muda tersebut benar-benar berpretasi karena bakat dan potensi besar yang dimiliki. Dia berharap Joey bisa tampil di Indonesia dan memukau setiap orang yang menyaksikan permainannya. “Apalagi tahun ini (2016) Joey akan tur ke Asia, semoga saja bisa mampir ke Indonesia supaya orang Indonesia bisa lihat ya. Nih orang (Joey) enggak ada di acara televisi pagi-lagi, nih orang enggak ada di acara yang ramai-ramai, tetapi dia bisa bikin kita bangga,” tuturnya.

Hal serupa juga disampaikan penyanyi berdarah Batak, Marcell Siahaaan. Prestasi yangdidapatkan Joey dengan membawa nama Indonesia di ajang Grammy Awards 2016 bakal memicu motivasi anak-anak di tanah air untuk terjun ke kancah Internasional. “Semoga Joey Alexander bisa menjadi trigger atau pemicu untuk kita semua. Kita jangan hanya ‘oh Joey keren’, tetapi juga harus termotivasi bahwa anak-anak seperti Joey ini banyak sebenarnya,” ucap Marcell, seperti dilansir Kompas.com.

Pemberitaan masuknya nama Joey Alexander dalam nominasi Grammy Awards memang begitu  menghentak dunia. Sebab bocah cilik kelahiran Denpasar, Bali ini muncul bak sebuah kejutan besar. Joey memang dikenal piawai memainkan tuts-tuts piano. Sejak kecil sang ayah sudah mengenalkan Joey kecil dengan piano. Kemudian, dia diajak oleh sang ayah manggung bersama sejumlah musisi di Bali dan Jakarta. Setelah semakin akrab dengan piano, Joey terus mengasah permainannya dengan mendengarkan musik, awal warna jazz Joey dipengaruhi oleh musisi-musisi jazz seperti Duke Ellington, Thelonious Monk, Bill Evans danh John Coltrane. Dia memiliki ketertarikan khusus kepada pemain-pemain terompet seperti Clifford Brown, Lee Morgan, Miles Davis dan Wynton Marsalis.

Kendati tak menerima pelatihan resmi jazz, Joey malah bisa mengembangkan tekniknya sendiri dan kedalaman musikalitasnya telah dengan cepat melesatkan dia ke panggung jazz Indonesia dan manca negara.

Pada usia 8 tahun, badan PBB urusan anak-anak UNESCO mengundang Joey untuk memainkan piano solo di depan ikon musik jazz Herbie Hancock selagi sang maestro berkunjung ke Indonesia. Joey menarik inspirasi besar dari respon yang antusiastis Herbie terhadap sajian musiknya. Lalu di usia 10 tahun, Joey tampil pada festival-festival jazz di Jakarta dan Copenhagen.  Dia malah mendapat anugerah improvisasi jazz di Odessa, Ukraina, mengalahkan sekitar 200 profesional jazz dari 17 negara.

Pada 2014, Joey tampil pada ajang jazz bergengsi tingkat dunia di Kota New York di Lincoln Center di Rose Hall, Jazz Foundation of America di Apollo, dan Arthur Ashe Learning Center di Gotham Hall. Pada 12 Mei 2015, Joey merilis album ‘My Favorite Things’ yang dikeluarkan label musik langganan peraih Oscar, Motema Music. Dalam albumnya ini, Joey diiringi bassis Larry Grenadier dan drumer peraih dua Grammy, Ulysses Owens, serta tiga musisi muda berbakat dari New York, yakni Russell Hall (bass), Sammy Miller (drum) dan Alphonso Horne (terompet). Terdapat tiga lagu andalan Joey, yakni “Giant Steps” yang impresionistis, “It Might As Well Be Spring,” dan “Over the Rainbow” yang berisi penafiran musiknya yang luar biasa. Dari sinilah Joey membuktikan diri sebagai profesional jazz sejati nan istimewa.

Sumber : Antaranews.com/Kompas.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami