Tidak Ada yang Peduli Saat Anakku Kritis
Lusiana Official Writer
Siapapun yang memiliki anak akan setuju bahwa ketika anak
sakit, mereka akan rela menanggung sakit tersebut. Ibu Lena di Medan,
Sumatera Utara pernah mengalami hal ini. Kejadiannya berawal dari sejak
pagi Florensia, anaknya yang baru berusia empat bulan sudah mulai diare
dan agak demam. Awalnya Ibu Lena tidak terlalu menganggap serius
penyakit anaknya ini dan menganggap sebagai gejala tumbuh gigi. Ditambah
lagi hari itu ada acara adat yang harus dihadiri sehingga ia membawa
anaknya juga ke acara tersebut.
Sepulangnya dari
acara, ia membawa anaknya ke bidan terdekat. Biasanya setelah diberi
obat pasti langsung sembuh. Tapi malam itu bukannya sembuh melainkan
tambah parah. Sebenarnya Ibu Lena ingin membawa anaknya ke rumah sakit
tapi karena kondisi ekonominya yang pas-pasan maka dia pergi ke rumah
salah satu kerabatnya yang berprofesi sebagai dokter. Sekali lagi, ibu
Lena harus menahan penderitaannya. Saudara yang diandalkannya untuk
membantu justru tidak membukakan pintu untuknya, alasannya karena sudah
terlalu malam. Maka dengan berat hati dia membawa anaknya ke tukang
urut, dengan maksud jika masuk angin bisa sembuh.
Sekembalinya
ke rumah, Ibu Lena ketiduran karena kelelahan. Seolah-olah dibangunkan
Tuhan, tak berapa lama Ibu Lena bangun dan menghampiri anaknya. Betapa
terkejutnya ia ketika melihat tubuh anaknya sudah berlumuran dengan
kotoran. Tubuhnya sudah dingin dan wajahnya pucat ditambah lagi matanya
melotot. Tanpa banyak pertimbangan Ibu Lena melarikan anaknya ke rumah
sakit. Setelah diperiksa, dokter menyatakan kondisi anaknya sudah kritis
dan harus segera masuk UGD.
Ketika menunggui
anaknya di rumah sakit, Ibu Lena melihat acara Gang Senggol di ruang
tunggu. Buru-buru Ibu Lena mencatat nomer Posko Curhat yang tertera
dilayar televisi dan langsung menghubungi. Ia minta dukungan doa untuk
kesembuhan anaknya. Hari-hari berikutnya, Ibu Lena tidak pernah lepas
menghubungi Posko Curhat. Bersyukur Tuhan mendengar doanya. Anaknya
dinyatakan sudah melewati masa kritisnya. Setelah hasil pemeriksaannya
keluar, anaknya diperbolehkan pulang ke rumah.
Ibu
Lena adalah salah satu potret kondisi masyarakat Indonesia yang selalu
terpinggirkan dalam hal kesehatan. Tidak ada yang mau membantu mereka
tapi Anda bisa. Lewat tayangan Gang Senggol yang hadir di rumah sakit,
di penjara, hingga di kamar pribadi, orang-orang ini bisa menemukan
jalan keluar. Dukungan Anda sebagai Mitra CBN akan membantu mereka
melewati masa-masa sulit, menguatkan dan mendoakan masalah yang mereka
hadapi melalui tayangan Gang Senggol dan layanan konseling Posko Curhat.
Tunggu apa lagi? Segera lengkapi data diri Anda di formulir di bawah
ini atau kirimkan SMS ke nomor 081.5965.5960 lalu ketik JC # Nama Lengkap # Email. Sebuah hadiah unik siap menanti Anda yang mendaftar menjadi Mitra CBN pertama kalinya dan telah mengirimkan donasinya.
Halaman :
1