Saat Raja Daud Rayakan Pergantian Tahun
Sumber: www.theholidayspot.com

Kata Alkitab / 1 January 2016

Kalangan Sendiri

Saat Raja Daud Rayakan Pergantian Tahun

Lori Official Writer
6421
Setiap memasuki awal tahun, para pakar akan sibuk memprediksi atau meramalkan kondisi yang akan terjadi di tahun yang baru. Tidak ketinggalan, orang Kristen pun ikut-ikutan menjadi peramal dengan mengatakan tentang nubuat atauwahyu yang didapatkan dari Tuhan.

Tak sedikit dari mereka yang lalu mengemukakan ramalan tentang bencana, kesuraman dan tantangan yang akan dihadapi. Meski begitu, kita sebagai orang percaya harus selalu menaruh pengharapan kepada Tuhan. Sebab hidup adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat. Hidup kita adalah hidup yang sepenuhnya mengandalkan Tuhan saja!

Alkitab mencatat tentang peristiwa-peristiwa penting yang dilakukan oleh raja-raja di saat menyambut momen pergantian tahun. Salah satu kisah dituliskan adalah tentang Raja Daud. Teladan yang patut diikuti di masa saat ini tentang masa pergantian tahun dituliskan seperti berikut:

Raja Daud merayakan pergantian tahun dengan maju berperang

Dalam 2 Samuel 11: 1 dituliskan, “Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.” Ayat ini menulis tentang ‘pergantian tahun’ yang mendekati makna Tahun Baru. Ternyata pergantian tahun di zaman dahulu adalah waktu bagi raja-raja untuk maju berperang, sesuatu yang sudah biasa dilakukan raja-raja pada waktu pergantian tahun. 

Itu sebabnya awal tahun memang awal peperangan. Tetapi yang menjadi masalah adalah: Maukah kita maju berperang? Yoab beserta seluruh bangsa Israel tidak takut menghadapi musuh, mereka maju dalam peperangan. Sayangnya Daud sebagai raja justru tidak ikut maju, dia hanya memberi komando kepada orang lain untuk maju, sedangkan dia sendiri tinggal di Yerusalem. Padahal kita memiliki musuh bebuyutan yang harus kita taklukkan, itulah bani Amon.

Amon dan Moab adalah hasil keturunan Lot dengan anak perempuannya sendiri yang menurunkan bangsa Amon dan Moab. Bangsa Amon dan Moab ini merupakan musuh kita, sebab itu menunjuk pada keinginan daging dan hawa nafu karena itu adalah buah dari hasil hubungan antara Lot dengan anak perempuannya sendiri. Keinginan daging yang berasal dari diri kita sendiri inilah yang harus kita perangi sampai tuntas agar tidak menguasai kehidupan kita lagi. Saudara, kalau kita mampu memerangi bangsa Amon, maka tidak ada lagi yang sulit bagi kita untuk meraih kemenangan di dalam tahun ini.

Momen untuk menyerahkan kehidupan sepenuhnya kepada Tuhan

Mengalami kekuatiran mengenai hari esok memang wajar dan manusiawi. Oleh karena itu, Tuhan menentramkan hati kita dengan mengatakan, "janganlah kamu kuatir (Matius 6: 34)". Setiap hari, baik hari ini maupun hari esok, ada kesusahannya sendiri, artinya semuanya itu adalah hal yang rutin, yang biasa, namun bagaimana kita menyikapinya? Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari juga mengandung pengertian agar kita jangan menunda-nunda untuk menyelesaikan suatu masalah, jangan menunda-nunda untuk berperang melawan Amon.

Saudara lihat, keberanian Yoab dan bangsa Israel untuk maju berperang membuat mereka mampu memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba. Itu sebabnya, bagi kehidupan Kristen, tidak ada istilah "terkepung" tetapi justru kita yang mengepung musuh dan mengalahkannya. Tidak dicatat seberapa besar musuhnya; yang pasti mereka dapat menghadapinya. Kuncinya adalah: mau maju berperang bersama Tuhan, bukan tinggal diam seperti yang dilakukan oleh Daud !!

Berkomitmen untuk menyalibkan kedagingan

Menjadi pertanyaan bagi kita, mengapa kita mesti mengalahkan hawa nafsu kita? Bukankah masalah yang kita hadapi berupa kesulitan ekonomi atau penyakit yang menggerogoti dan masalah-masalah lainnya? Apakah ada kaitan antara daging kita dengan masalah-masalah yang tengah kita hadapi saat ini?

Dengan memiliki kerinduan untuk melawan Amon dan Moab, dengan mempunyai kerinduan untuk menyalibkan hawa nafsu, itu berarti kita telah menjadi milik Kristus (Galatia 5: 24). Itu sebabnya momen pergantian tahun ini adalah waktu untuk maju berperang melawan segala keinginan daging dan hawa nafsu kita. Kalau kita berani melangkah maju memerangi segala keinginan kita maka Tuhan sendiri yang akan memampukan kita.

Mengandalkan Tuhan dalam peperangan

Dalam 2 Tawarikh 20: 17 dituliskan, “Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana TUHAN memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, Tuhan akan menyertai kamu.”

Lagi-lagi musuh yang kita hadapi adalah bani Moab dan Amon. Instruksi yang diterima Yosafat sangat jelas: kamu tidak usah bertempur. Hanya satu yang diminta Tuhan untuk kita lakukan yakni maju ke kancah peperangan. Pertempuran menjadi bagian Tuhan sendiri, sebab kalau kita ingin bertempur dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak akan mampu menghadapinya.

Tetapi kalimat “tidak usah bertempur" bukan berarti kita tidur bermalas-malasan di kursi goyang! Tidak ! Yang diinstruksikan oleh Tuhan adalah "tinggallah berdiri di tempatmu". Dalam Alkitab versi NIV tertulis "stand firm" artinya kita berdiri tegak di posisi yang telah ditentukan oleh Tuhan di medan peperangan. Dengan berdiri tegak di dalam iman kepada Kristus, dan dengan kekuatan Firman maka kita akan mampu menghadapi musuh kita, itulah keinginan daging kita.

Jadi, hanya dengan berdiri tegak, kita akan melihat kemenangan yang kita terima dari Tuhan. Kita tidak perlu memperjuangkan kemenangan itu dengan usaha kita sendiri, tidak dengan kekuatan kita sendiri, sebab kita tidak akan mampu dengan kekuatan sendiri. Kemenangan itu sudah pasti! Dan kita akan melihat bagaimana Tuhan memberikan kemenangan itu kepada kita. Sebab kalau kita maju bersama Kristus dipastikan kita akan menang ! Kemenangan itu baru akan diberikan Tuhan kalau kita mau maju berperang menghadapi musuh. Jika kita tidak mau maju seperti raja Daud saat menghadapi pergantian tahun memilih untuk tinggal santai di istana, maka ketahuilah kemenangan tidak akan pernah menjadi milik kita.

Sebagai manusia, kadangkala kita memang enggan berperang, mungkin pada masa-masa yang lampau kita tidak mau maju berperang, kita lengah, kita lemah dan kita jatuh, tetapi menghadapi pergantian tahun ini, mari bulatkan hati dengan satu tekad yang pasti untuk kembali maju berperang, maka niscaya kita akan kembali meraih kemenangan seperti Daud.

Percayalah, Tuhan akan memberkati dan menyertai kita di sepanjang tahun ini, itu iman kita. Selamat Tahun Baru 2016 dan selamat menyongsong tahun yang penuh berkat. Tuhan Yesus Memberkati!

Sumber : Airhidup.com/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami