Dame Shirley, Lolos Holocoust & Sukses Dengan Memberdayakan Wanita
Sumber: http://www.independent.co.uk

Profile / 26 November 2015

Kalangan Sendiri

Dame Shirley, Lolos Holocoust & Sukses Dengan Memberdayakan Wanita

Puji Astuti Official Writer
4252

Nama Dame Stephanie  Shirley mungkin bagi kita di Indonesia tidak begitu dikenal, namun di Inggris dirinya masuk dalam jajaran 100 wanita paling berpengaruh. Tidak hanya itu, wanita keturunan Yahudi ini merupakan miliader di bidang tekhnologi dan merupakan salah satu pioner perusahaan software di Inggris karena telah mendirikan perusahaan software sejak tahun 1962.

Salah satu yang unik, perusahaannya Freelance Programmer (F1) sebagian besar pekerjanya adalah wanita. Saat ia mendirikan perusahaan itu, ia masih berusia 29 tahun dan mengalami diskriminasi di tempat kerja, hal yang lazim di alami oleh perempuan di masa itu. Terinspirasi oleh gerakan kesetaraan hak terhadap ras kulit hitam di Amerika pada masa itu, ia pun membangun perusahaan yang ramah terhadap karyawan perempuan dan membuat para programer peremuan tersebut bisa bekerja dari rumah, sesuatu yang  belum pernah terjadi di masa itu.

"Saya belum pernah mendengar tentang feminisme saat itu. Namun yang saya lihat adalah komunitas kulit hitam mengalami prasangka yang serupa seperti yang diderita wanita di tahun 1960an."

Hidup sebagai seorang wanita di masa itu tidaklah mudah, mereka memiliki banyak batasan  baik secara hukum maupun norma sosial dan  juga prasangka negatif. Karenanya ia memandang bahwa perempuan-perempuan muda saat ini terlalu lembek dan mudah putus asa dibandingkan dengan generasinya. Saat ia membuat pernyataan ini di tahun 2014, Dame mendapatkan kecaman  keras dari kelompok feminisme.

Di tahun 2014 lalu, Dame membuat kontroversi dengan pernyataannya yang mengatakan bahwa wanita muda saat ini terlalu lembek dibandingkan dengan perempuan di generasinya. Menurutnya perempuan saat ini tidak ada yang perlu dikeluhkan, karena semua hambatan hukum yang menahan mereka untuk bisa berkarya dengan bebas telah dihapuskan; yang menghalangi mereka mencapai kesuksesan menurutnya adalah keengganan mereka untuk berjuang dalam mencapainya.

Di awal usahanya ia menggunakan nama alias "Steve" saat menandatangani surat-surat bisnis kepada klien potensialnya, karena mereka tidak akan menanggapi jika menggunakan nama seorang perempuan. Ia pun harus mengorbankan berbagai kesenangan dan hiburan yang menjadi kegemaran kebanyakan perempuan seperti pergi ke pertunjukan dan lainnya. Namun perjuangannya tersebut akhirnya terbayarkan saat peruhaannya berkembang menjadi konsultan IT software dengan nilai milyaran poundsterling.

Hanya dalam satu dekade lebih, sekitar tahun 1980 perusahaannya F1 Software masuk dalam 100 perusahaan top FTSE di Inggris. Di tahun 1996, beberapa tahun setelah ia pensiun di usia 60 tahun, perusahaannya itu melantai di bursa saham London dengan nilai 121 juta poundsterling. Puncaknya adalah pada 2000, saat itu perusahaannya berganti nama menjadi Xansa dengan aset senilai 1,2 miliar poundsterling dan mempekerjakan 6000 orang.

Kebesaran dan kebaikan hatinya bukan hanya ditunjukan melalui etos kerja kerasnya, namun juga dalam tindakan membagikan sebagian dari saham perusahaannya kepada para stafnya. Mereka berakhir menjadi pemilik lebih dari setengah saham perusahaan tersebut, dan tujuh puluh diantaranya menjadi jutawan.

"Ada dua hal yang saya bangga - Mempekerjakan wanita di saat mereka tidak bisa menemukan pekerjaan dan memberikan saham perusahaan saya. Saya adalah pengagum awal John lewis, dan bagaimana membagikan kepemilikan saham perusahaan memberi rasa memiliki (pada karyawan-red) dan mengubah hubungan mereka dengan pekerjaannya. Yang mengejutkan adalah tidak banyak entrepreneur yang melakukan hal ini sekarang."

Salah satu yang berkesan kuat dan membentuk pribadi Dame Shirley hingga bisa menjadi seperti saat ini adalah masa kecil. Ia dilahirkan dengan nama Vera Buchtal dari seorang ibu non-Yahudi dari Vienna, Austria dan ayah berdarah Yahudi yang menjadi hakim di Dortmund, Jerman. Namun karena pecahnya perang kedua dan tindakan Nazi kepada orang Yahudi membuat orangtuanya mengirimkan Dame yang saat itu berusia 5 tahun dan kakaknya yang berusia 9 tahun mengungsi ke Inggris melalui kereta Kindertransport, dimana ada sekitar 1000 anak-anak pengungsi di seluruh Eropa di bawa ke London untuk melarikan diri dari Nazi tanpa didampingi oleh orangtuanya.

"Aku ingat tiba di stasiun Liverpool Street; Saat itu bulan Juli yang membosankan dan kelam. Disana ada banyak tas besar dengan tali disekitarnya dan udara yang berbau anak-anak yang belum mandi. Kami tidak tahu apa yang harus diharapkan. Kami lelah, lapar dan trauma," demikian dia mengenang masa itu.

Namun dirinya beruntung mendapatkan orangtua angkat yang tidak memiliki anak dan mencintainya dan kakaknya. Dia tinggal bersama mereka hingga berusia 18 tahun, bahkan sekalipun orangtuanya lolos dari perang, dia tetap tinggal bersama keluarga angkatnya itu. Ia kemudian melakukan naturalisasi menjadi warga negara Inggris dan mengambil nama "Brook" dari penulis puisi favoritnya Rupert Brooke.

Pengalaman saat ia mengungsi itu meninggalkan bekas yang mendalam pada dirinya, "Fakta bahwa saya nyaris mati dalam Holocaust sangat berarti yang memotivasi saya untuk memastikan setiap hari bernilai untuk dijalani, bahwa hidup saya bernilai untuk diselamatkan. Saya menetapkan hati untuk tidak mengijinkan orang lain mendikte saya, untuk mengalami terobosan, untuk membangun sesuatu yang baru dan untuk tidak menunda apa yang harus saya lakukan hari itu."

Itu sebabnya ia terus berkarya sekalipun telah lama pensiun, dia membaktikan diri dan uangnya untuk berbagai kegiatan amal. Terlebih setelah putranya meninggal karena autisme, dia mendukung penuh riset untuk autisme dan bahkan melatih dan mempekerjakan orang yang mengalami autisme.

Sukses  tidak hanya diukur dari berapa banyak yangkita miliki, namun berapa banyak yang kita bagikan. Mari berbagi! Bagikanartikel ini lewat sosial media Anda dan bawa perubahan positif kepada hidupmereka. Dan jangan hanya berhenti disitu. Lakukan lebih dengan bermitra dengankami (Mitra CBN). More info, KLIK DISINI


Sumber : http://www.independent.co.uk | Wikipedia.com | Jawaban.com |Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami