Parkindo Nilai Pembangunan Gereja di Aceh Singkil Berlebihan
Sumber: Jawaban.com

Internasional / 20 October 2015

Kalangan Sendiri

Parkindo Nilai Pembangunan Gereja di Aceh Singkil Berlebihan

daniel.tanamal Official Writer
6710

<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-fareast-language:EN-US;} </style>

Partisipasi Kristen Indonesia (Parkindo) menilai bahwa banyaknya pembangunan gereja di Kabupaten Aceh Singkil, Nangroe Aceh Darussalam (NAD) sebagai sesuatu yang berlebihan. Menurut Parkindo masyarakat Kristiani di Aceh Singkil harus melihat fakta bahwa jumlah gereja tidak sebanding dengan jumlah penduduk dan area yang kecil.

"21 gereja dibangun di tempat yang kecil seperti Singkil, menurut saya itu sesuatu yang berlebihan. Secara umum saja, orang-orang di sana akan merasa, Aceh itu adalah provinsi dengan penduduk mayoritas muslim. Ada apa kok begitu ekspansif dan agresif mendirikan gereja sedemikan banyak. Sudah tentu ada dong perasaan tidak senang, nah perasaan seperti ini yang seharusnya dijaga, tapi ini kan tidak tanggap, malah terus-menerus melakukan pendirian gereja yang menurut saya terlalu banyak, dan ekspansif," ujar Ketua Umum Parkindo Alida Handau Lampe di Wisma Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Rabu (14/10) malam, seperti dilisi merahputih.com, Kamis (15/10).

Alida mengajak umat Kristiani untuk selalu melihat situasi kondisi, budaya dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat setempat dalam syiar agama. "Saya mengambil contoh, di kampung kami, 99 persen itu penduduknya umat kristiani, tidak ada orang ekspansif mendirikan masjid di sana. Karena mereka juga memahami jika di sana penduduk mayoritasnya Kristen. Itu juga yang seharusnya ummat kristiani menyadari, jadi di tempat orang lain, kita harus pintar-pintar menempatkan diri," ujarnya.

Menurutnya selama semua pihak mengikuti aturan dan saling menghargai, kerusuhan dan pembakaran gereja tidak akan terjadi lagi.


Sumber : merahputih.com
Halaman :
1

Ikuti Kami