Kabut Asap Telan Korban, Ini Tindakan Menkes
Sumber: AntaraFoto/ FB Anggoro

Health / 6 October 2015

Kalangan Sendiri

Kabut Asap Telan Korban, Ini Tindakan Menkes

Lori Official Writer
38766

Menteri Kesehatan Profesor Dr dr Nila Moeloek SpM(K) mengaku prihatin dengan berita yang beredar tentang seorang balita yang meninggal akibat kabut asap di Riau, Sumatera Selatan. Kasus kematian ini mendorong masyarakat menyoroti kinerja Kementerian Kesehatan dalam hal penanganan korban asap di Riau dan Kalimantan.  

Untuk memastikan kabar tersebut, pihak Kementerian Kesehatan segera melakukan pemeriksaan dan menemukan bahwa kematian balita tidak sepenuhnya disebabkan oleh asap.  Melainkan akibat infeksi di dalam organ tubuh balita tersebut.  

Kendati demikian, Menkes Nila mengaku bahwa fisik yang lemah dan kabut asap yang menganggu persediaan oksigen yang bersih juga menjadi faktor utama kematian balita. Kejadian ini mendorong Kementerian Kesehatan untuk lebih tanggap dan cepat menangani dampak buruk dari asap yang masih menyelimuti beberapa wilayah di Indonesia.

Bekerja sama dengan pemerintah daerah, Kementerian Kesehatan akan meminimalisir dampak buruk kabut asap tersebut. “Kami jajaran kesehatan berusaha keras mengupayakan dampak kesehatan seminimal mungkin melalui kegiatan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative,” kata Menkes Nila, seperti dilansir Okezone.com, Selasa (6/10).

Saat ini pihak kesehatan di daerah telah membentuk tim tenaga medis yang ditugaskan di lapangan untuk menangani para korban. Selain itu, pihaknya juga sudah mengirimkan bahan medis seberat 27.599 ton kepada delapan provinsi yang terkena dampak kabut asap, diantaranya Provinsi Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Bantuan itu berisi paket obat seperti antibiotik, tetes mata, diare dan vitamin, masker biasa, masker N95, oksigen dalam bentuk spray dan kaleng. Para korban juga dilengkapi dengan persediaan makanan tambahan, terutama bagi kebutuhan balita. Menkes Nila menegaskan bahwa bantuan tersebut sudah dijalankan.

Untuk meminimalisir dampak buruk asap, ia menghimbau agar masyarakat tidak keluar rumah dan tetap menjaga kondisi fisik dengan mengkonsumsi gizi seimbang agar tidak jatuh sakit.

Sementara kondisi kabut asap hingga kini masih belum reda. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan terus berupaya memadamkan api di 1340 titik panas. BNPB bahkan sudah mengarahkan 7 helikopter dan pesawat water bombing serta 1 pesawat Casa untuk membuat hujan buatan di Riau. Namun langkah ini masih belum berhasil karena belum terbentuk awan potensial yang mampu menghasilkan hujan buatan.

Mari berdoa agar wilayah-wilayah yang diterpa kabut asap segera kembali pulih. Sehingga tidak menimbulkan banyak korban, begitu pula dengan pemerintah terus berupaya untuk bisa memadamkan api dan mengembalikan kualitas oksigen yang baik bagi kesehatan masyarakat.

 

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik DI SINI.

Sumber : Okezone.com/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami