Roy Christian, Tembus Omset Ratusan Juta Rupiah dari ‘Kata-kata’
Sumber: Jawaban.com

Profile / 29 September 2015

Kalangan Sendiri

Roy Christian, Tembus Omset Ratusan Juta Rupiah dari ‘Kata-kata’

Theresia Karo Karo Official Writer
7052

Berawal dari ide dan kreativitas sederhana, banyak yang berujung pada kesuksesan. Kejelian dalam memanfaatkan sesuatu yang kita miliki tentu menjadi kekuatan tersendiri dalam menjalankan bisnis.

Roy Christian adalah salah satu contohnya. Berkat perkembangan internet, Roy peka melihat kesempatan dan mulai mencari peluang usaha untuk memulai bisnis dengan serius. Inovasi ini kemudian dituangkannya dalam produk lukisan kata-kata atau vintage yang ditujukan untuk pasar ekspor (sebelum krisis Eropa).

Sebelumnya, pria bertubuh tinggi ini mengawali bisnisnya dalam pembuatan souvenir. Bali menjadi pilihannya untuk lokasi potensial dalam merintis usahanya. Mengingat banyaknya wisatawan lokal dan asing yang kerap menghabiskan waktu berlibur mereka di Pulau Dewata tersebut. Hal ini sekaligus menjadi ajang untuk membuka kesempatan lebih lebar melalui pelanggan yang berasal dari berbagai daerah dan negara.

Sebelum mengukir kata-kata bijak pada lapisan kayu, Roy ternyata lebih dahulu membuat lukisan-lukisan bertema vintage. Keduanya sama-sama menjadi pajangan yang unik dan bermakna. Reaksi pasar cukup positif, terbukti dari lukisan kata-kata bijak yang menjadi andalan dari bisnis yang diberi nama Baliluna tersebut.

Selain menggunakan bahasa Inggris, Roy tidak lupa dengan budaya Indonesia. Dalam produknya, dia juga membuat lukisan kata-kata khas nyeleneh yang mengandung humor, contoh “kalem wae aku rapopo” atau “senggol bacok”.

Variasi produk ini dilakukannya untuk memberi keleluasaan bagi pelanggannya dalam memilih. Berawal dari sesuatu yang sederhana, Roy berhasil menaikkan ‘kelas’ kata-kata menjadi karya seni dengan nilai tinggi. Produk yang dibuat dan dirancang di Bali tersebut dibandrol mulai dari harga Rp 20.000 sampai Rp 5 jutaan per itemnya.

Setiap bulannya Baliluna yang didukung 60 pekerja mampu meraup omset rata-rata Rp 200 juta per bulan. Meskipun begitu, selama membangun usaha tentu ada kesulitan yang pernah dialaminya. Bisnis yang dipromosikan lewat online ini juga pernah mengalami penipuan dan sepi order.

Sebelum tahun 2008, Baliluna bisa menerima order dengan jumlah yang sangat banyak dari beberapa negara di Eropa. Kemajuan ini dirasakan Roy saat Baliluna aktif memproduksi lukisannya dan bisa mengirimkan tiga kontainer ke Eropa dalam setiap bulan. Namun saat Eropa memasuki masa krisis, ketergantungannya pada satu importir membuat bisnisnya juga terkena dampak dan kehilangan banyak pesanan. 

Walau sempat terhempas, Baliluna berhasil bertahan dan bangkit kembali. Kali ini Roy turut melibatkan pasar dalam negeri sebagai potensi besar. Meskipun dengan persentase 60 persen pasar luar negeri dan 40 persen pasar dalam negeri, Baliluna tetap optimis dapat memimpin persaingan bisnis sejenis.

Selain Eropa, saat ini Baliluna juga tengah berusaha menjangkau Afrika, Korea Selatan, dan Amerika Serikat untuk meningkatkan omset. Roy berhasil membuktikan bahwa dalam menjalankan bisnis, seseorang harus kreatif dan berani mengambil resiko.

“Kita intinya harus kreatif, berani ambil risiko, mewujudkan apa yang kita mau dan berani beda. Seperti kata bule, kalau dia jual itu saya nggak mau jual yang sama,” ungkapnya seperti yang dilansir dari Detik.com (14/4).

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.

Sumber : Detik/Maxmanroe.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami