Di Usia Ini, Orang Tua Bisa Deteksi Perilaku Kekerasan oleh Anak
Sumber: Jawaban.com

Parenting / 28 September 2015

Kalangan Sendiri

Di Usia Ini, Orang Tua Bisa Deteksi Perilaku Kekerasan oleh Anak

Theresia Karo Karo Official Writer
4096

Kekerasan yang dilakukan oleh anak dalam lingkungan sekolah akhir-akhir ini mendapat sorotan dari berbagai pihak. Banyak yang menyayangkan sekolah sebagai tempat menimba ilmu, justru berpotensi membahayakan anak. Sementara itu, ada pula pihak yang mempertanyakan lemahnya kontrol pihak sekolah sehingga tindakan kekerasan bisa terjadi di lingkungan sekolah. 

Berbicara tentang perilaku kekerasan yang dilakukan oleh anak, Psikolog Elizabeth Santosa MPsi mengungkapkan bahwa hal ini sebenarnya terlihat sejak mereka berusia di atas 3 tahun. “Deteksi agresi dapat dilakukan orang tua dengan memperhatikan indikasi anak saat berhadapan dengan masalah,” jelasnya kepada Jawaban.com (23/9). 

“Apakah anak sering lempar mainan, pada pengasuhnya berlaku kasar, kalau marah meledak-ledak dan tidak bisa dikontrol, serta suka menyakiti binatang?” 

Namun, orang tua sering kali tidak menghiraukan indikasi tadi. Perilaku diatas dianggap sepele atau dilihat sebagai kewajaran perilaku anak kecil. “Padahal dengan indikasi ini,  orang tua sudah harus bertindak,” ungkap psikolog yang akrab dipanggil Lizzie ini. 

Lebih jelasnya, psikolog yang akrab dipanggil Lizzie ini mengungkapkan dua faktor yang memicu anak berlaku agresi. Faktor pertama adalah pengaruh internal atau genetik. Di mana perilaku kekerasan yang dilakukan anak, berasal dari orang tuanya atau keturunan. 

Meskipun begitu, menurut Lizzie, pemicu perilaku kekerasan anak dari faktor genetik sangat sedikit pengaruhnya dalam perilaku kekerasan anak. “Benar perilaku manusia dipengaruhi oleh dua hal, yakni genetik dan lingkungan. Hanya saja menurut para ahli, persentase genetik atau keturunan porsinya sangat sedikit,” jelasnya kepada Jawaban.com (23/9). 

Lizzie beranggapan bahwa pemicu terbesar anak berlaku kasar berasal dari pengaruh lingkungan atau eksternal. “Pengaruh terbesar berasal dari lingkungan, yakni lingkungan pola asuh, sekolah, dan lingkungan masyarakat,” terangnya. 

Pada dasarnya, keluarga sebagai kelompok sosial pertama yang bisa menerapkan nilai-nilai dasar tentang karakter. Kemudian, setelah anak masuk dalam institusi pendidikan, baru peran guru menjadi penting. 

Bila demikian, lantas siapa yang bertanggung jawab atas fenomena ini? Penting untuk kita ketahui bahkan kini bukan saatnya mencari siapa yang salah dan benar. Kekerasan yang tengah mengintai generasi muda bukan hanya masalah orang tua atau guru saja. Semua pihak diharapkan bisa peka dan bekerja sama untuk mendukung perkembangan anak serta melindungi anak dari kekerasan. 

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.

Sumber : Elizabeth Santosa/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami