Sambut Pilkada, PGI Ingatkan Gereja Waspadai ‘Money Politic’

Nasional / 28 September 2015

Kalangan Sendiri

Sambut Pilkada, PGI Ingatkan Gereja Waspadai ‘Money Politic’

Lori Official Writer
5321

Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyatakan sikap terbuka menyambut pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan digelar pada 9 Desember 2015 mendatang. Namun, PGI tetap menghimbau agar gereja berpihak pada calon pemimpin yang jujur, berintegritas dan peduli dengan persoalan keadilan, kemiskinan, kesetaraan gender, lingkungan hidup dan berfokus untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Sebaliknya, PGI mengingatkan agar gereja tidak terjebak dalam jerat money politic atau politik uang yang rentan dalam setiap kesempatan Pilkada. Apalagi penyelenggaraan Pilkada dilakukan mendekati har Natal. Sehingga diperkirakan akan banyak mengundang tantangan berupa kerja sama saling menguntungkan antara gereja dan calon pemimpin. Dalam pesannya, PGI mengingatkan agar gereja tetap berpedoman pada firman Tuhan di Keluaran 18: 21 agar gereja memilih dari antara para calon yang cakap atau terampil, takut akan Tuhan, dapat dipercaya dan membenci suap.

“Tentu saja kita menyambut Pilkada ini. Cuma di sana sini ditengarai salah satu yang sangat rentan terhadap money politics dan sebagainya, termasuk juga gereja. Berdasarkan pengalaman, apalagi Pilkada dilaksanakan di Desember, dimana persiapan-persiapa Natal dilakukan gereja, mudah sekali, naïf sekali para pelayan gereja datang dengan proyek-proyek proposal untuk pembiayaan gereja, pembiayaan Natal dan sebagainya kepada para calon,” ucap Pdt. Gomar Gultom, MTh, Sekretaris Umum PGI saat jumpa pers di Graha Oikumene PGI, Jalan Salemba Raya 10 Jakarta, Minggu (27/9).

“Oleh karena itu, kita perlu mengingatkan gereja-gereja untuk waspada dalam hal ini, supaya gereja ikut menolak politik uang,” tegasnya.

PGI kembali menekankan, sebagai lembaga yang berperan untuk mengusahakan kesejahteraan kota yang sudah Tuhan tetapkan, gereja seharusnya menghindari diri dari keinginan-keinginan pribadi yang mengatasnamakan agama, gereja, etnik atau marga. Sebaliknya, gereja diundang untuk teliti menguji visi misi, rekam jejak, integritas dan kejujuran calon pemimpin di masing-masing wilayah. Selain itu, gereja juga diajak untuk proaktif dalam menanggapi isu-isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), praktik manipulasi dalam kampanye maupun politik uang dan suap yang dilakukan langsung dan tidak langsung.


Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik DI SINI.
Sumber : Pgi.co.id/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami