Calon
Presiden (Capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik dan mantan Gubernur
Arkansas, Mike Huckabee mengkritik pedas Presiden Barrack Obama terkait
penyambutan kunjungan Paus Fransiskus ke Amerika sejak 23-25 September 2015. Ia
kecewa karena Obama rencananya akan mengundang aktivitas transgender dan gay beragama Katolik dalam penyambutan itu.
Selain
itu, hadir pula Suster Simone Campbell, biarawati yang membela program kesehatan
Obama. Ia menjadi pendukung pelegalan aborsi dan alat kontrasepsi yang sempat mengundang polemic dari kalangan umat Katolik.
Seperti
dikutip dari Talkingpointsmemo.com, Selasa
(22/9), Hucbakee menegaskan bahwa Obama menjadi presiden yang paling ‘anti-Kristen’
sepanjang sejarah Amerika. “Keputusan tak berkelas Presiden Obama yang mengubah
kunjungan Paus Fransiskus ke Gedung Putih menjadi ‘politik dagang sapi’ bagi
aktivis gay dan pro-aborsi merupakan penghinaan terhadap jutaan umat Katolik,” ucap Huckabee.
“Mengapa
Obama mengakomodasi teroris Muslim tetapi seperti tidak menunjukkan apa-apa, tidak
lain hanya sebagai penghinaan bagi orang Kristen? Ini adalah kemunduran baru bagi administrasi yang anti-Kristen dalam sejarah Amerika,” lanjutnya.
Sementara,
Gedung Putih membantah dugaan tersebut. Mereka meyakinkan bahwa penyambutan paus
akan dilakukan oleh 15 ribu orang. Kehadiran aktivis transgender dan gay itu juga
dianggap tidak akan berdampak bagi paus dan juga kondisi politik AS. “Bakal
ada 15 ribu orang yang menyambutnya (Paus Fransiskus). Kehadiran paus dan pidatonya
tidak akan berdampak oleh kondisi politik dalam negeri AS,” terang Ben Rhodes, penasehat komunikasi Obama.
Senada
dengan Rhodes, uskup Gene Robinson, seorang uskup Katolik yang pertama kali
menyatakan dirinya gay meyakini bahwa paus tidak akan terganggu dengan kehadiran
mereka dalam penyambutan. “Bapa suci tidak akan terganggu dengan kehadiran seorang
uskup gay dan biarawati bandel di tengah puluhan ribu massa,” terangnya.
Tak
dimungkiri, isu ini membuat kalangan pemimpin gereja, khususnya Vatikan, merasa khawatir. Terlebih santernya isu politik AS yang meragukan status keyakinan Obama
sebagai penganut Kristen. Namun terlepas dari itu, kiranya kunjungan ini
membawa solusi yang baik bagi Amerika.