Kekerasan Anak di Indonesia Kembali ‘Makan’ Korban
Sumber: Google

Parenting / 21 September 2015

Kalangan Sendiri

Kekerasan Anak di Indonesia Kembali ‘Makan’ Korban

Theresia Karo Karo Official Writer
4126

Kasus kekerasan anak kembali menjadi sorotan media. Kali ini, giliran lingkungan sekolah yang menjadi saksi bisu dari kekerasan yang merenggut nyawa seorang siswa dari Sekolah Dasar (SD) 07 Pagi di Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta.

Dilansir dari Kompas.com, sebelum korban meninggal di RS Fatmawati, pada hari Jumat (18/9), siswa kelas 2 SD tersebut menerima pukulan di bagian kepala oleh seorang temannya. Luka di kepala inilah yang belakangan dianggap sebagai penyebab meninggalnya korban berinisial NA (8 tahun). 

Para saksi mengungkapkan bahwa, sebelum dipukuli NA bersama rekannya R terlihat saling ejek, sehingga berujung perkelahian. Sementara itu, keterangan dari Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut terjadi saat keduanya ikut lomba menggambar di sekolahnya pada hari Jumat (18/9), pukul 09.00 WIB.

“Temannya memukul di bagian dada dan menendang bagian kepala hingga korban terjatuh yang mengakibatkan korban mengalami luka bagian kepala bagian belakang dan dada,” papar Iqbal, Sabtu

Setelah itu, NA yang masih dalam keadaan sadar segera dibawa ke Puskesmas Kebayoran Lama, pada pukul 10.00 WIB. Kondisi yang semakin memburuk, menyebabkannya dirujuk ke RS Fatmawati. Dan di hari yang sama, nyawa korban tidak terselamatkan dan meninggal dunia pada pukul 18.00 WIB. 

Insiden ini kemudian dilaporkan ke Polsek Kebayoran Lama pada Jumat pukul 19.15 WIB. Kasus ini kini ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan.

Keesokan harinya (19/9), R diperiksa oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Selatan terkait dugaan kekerasan di sekolah. Kehadirannya kala itu hanya didampingi kedua orang tuanya, tanpa tim psikolog atau Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Mencuatnya kasus ini ke permukaan, menuai beragam reaksi terhadap minimnya pengawasan oleh pihak guru. Banyak pihak yang menilai bahwa kekerasan di sekolah seringkali tidak ditindak secara tegas.

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi menilai bahwa perseteruan kedua pelajar kelas 2 SD ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Menurutnyapihak sekolah seakan ‘diam’ dan tidak mengambil tindakan untuk menyelesaikan konflik diantara keduanya. Diketahui olehnya, bahwa NA dan R memang telah terlibat konflik sejak kelas 1 SD. Keduanya sering terlihat saling ejek dan berujung pada perkelahian. 

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.

Sumber : Kompas/Liputan6.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami