Ini Ciri Hubungan Hanya Sekedar Romantisme atau yang Serius
Sumber: Relevantmagazine.com

Single / 15 September 2015

Kalangan Sendiri

Ini Ciri Hubungan Hanya Sekedar Romantisme atau yang Serius

Lori Official Writer
5339

Jatuh cinta adalah idenya Tuhan. Dia adalah sumber yang membuat kita mampu mengalami perasaan romantis. Dia juga yang memberi setiap orang kemampuan untuk menghargai keindahan dan ketertarikan terhadap lawan jenis. Dan dia juga yang merancang sebuah pernikahan sehingga perjalanan cinta yang romantis menjadi sesuatu yang sangat indah.

Romantisme itu adalah hal yang baik. Meski baik bukan berarti bahwa setiap orang menikmati romantisme tanpa batas, sesuai dengan apa yang diinginkan. Sebaliknya, makna baik adalah menjalani proses jalinan asmara dengan langkah yang benar. Oleh karenanya dibutuhkan ‘kebijaksanaan’ dalam cinta sebagai sumber pengetahuan untuk bisa membedakan antara yang baik dan benar. Kebijaksanaan menuntut kita untuk bisa memahami bagaimana satu hal berkaitan dengan yang lain dan menuntut kita untuk mau mengubah sikap dan perilaku. Saat kita sudah memiliki kebijaksanaan, sebuah hubungan asmara tak lagi hanya sekedar romantisme belaka, tetapi menjadi sebuah hubungan yang dibangun dengan dasar yang kokoh dan serius. Dalam artian, kebijaksanaan akan memandu asmara pada hal-hal yang benar dan berkenan kepada Tuhan, bukan dunia.

Romantisme tanpa kebijaksanaan hanya akan diisi dengan keegoisan, ketidakmatangan, dan bahkan menjadi cinta yang buta. Hubungan yang bertahan lama membutuhkan praktik, akal sehat, kebijaksanaan yang menuntun untuk tahu kapan mengandalkan perasaan dan kapan harus menahan diri dari perasaan yang melambung tinggi. Kapan mengekspresikan emosi dan kapan harus diam atau kapan membuka hati dan mengendalikannya.

Berikut tiga ciri hubungan hanya sekedar romantisme atau yang serius:

Romantisme berkata, “Saya ingin saat ini!” sedang cinta yang serius mengandalkan kebijaksanaan untuk tetap sabar.

Dibutuhkan kesabaran dalam hubungan saat perasaan mulai berkuasa. Dengan kebijaksanaan, dua orang yang saling mencintai dipandu untuk tetap berada dijalur yang Tuhan kehendaki sampai waktu yang ditentukan tiba. Sementara romantisme hanya akan membuat segalanya berjalan mendahului apa yang sudah ditetapkan. Kebijaksanaan mendorong pasangan berpacaran untuk membangun jalinan persahabatan yang sehat dan keseimbangan emosional dan fisik.

Jangan biarkan ketidaksabaran menyebabkan Anda tergesa-gesa. Gunakan proses persahabatan dengan baik. Nikmati kebersamaan dimana Tuhan menuntut hubungan itu dan tetap berjaga-jaga.

Romantisme berkata, “Ini adalah apa yang saya inginkan dan ini baik bagi saya”. Sedang hubungan serius membuat kita mempertimbangkan yang terbaik bagi orang lain.

Untuk tidak terjerumus dalam romantisme belaka, cobalah menanyakan pertanyaa-pertanyaan berikut:

- Apakah memulai hubunga saat ini adalah hal terbaik baginya?

- Akankah mengungkapkan perasaan saya saat ini menyenangkannya?

- Apakah tindakan saya mendorong dia mengaihi Tuhan?

- Apakah pakaian yang saya kenakan mendorongnya untuk hidup berpikir secara murni?

- Akankah menciumnya menimbulkan hal baik dalam hidupnya dalam jangka waktu yang panjang?

Keinginan yang terlepas dari keegoisan untuk melakukan apa yang terbaik bagi orang lain dapat membimbing kita mengambil keputusan besar dan kecil dalam hubungan.

Romantisme berkata, “Nikmatilah fantasi ini!” sedang hubungan serius mengandalkan kebijaksanaan untuk menahan emosi dan persepsi sesuai dengan realita.

Apa itu emosi? Ini adalah ekspresi fisik tentang bagaimana kita memandang status yang kita pandang benar. Kemarahan, sukacita, takut, sedih, gembira, kecemburuan, dan kebencian menjadi kombinasi dari persepsi kita dan nilai-nilai kita. Kebijaksanaan membawa kita untuk peka pada informasi yang akurat, bukan distorsi, angan-angan atau rasionalisasi.

Alangkah baiknya bila kita mendasarkan kebijaksanaan dalam setiap hubungan yang kita mulai atau tengah jalani untuk bisa menikmati musim asmara yang tepat waktu dan indah hingga keduanya memutuskan untuk mengakhirinya dalam pernikahan. Inilah kisah cinta yang terbaik, sesuai dengan apa yang Tuhan telah rancangkan sejak awal mulanya. 


Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Let share! Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati  oleh artikel-artikel di Jawaban.com  seperti Anda. Caranya? Klik di Sini.

Sumber : Buku Boy Meets Girl/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami