Jutaan Anak Tak Bisa Sekolah Karena Perang
Sumber: edukasi.kompas.com

Nasional / 3 September 2015

Kalangan Sendiri

Jutaan Anak Tak Bisa Sekolah Karena Perang

daniel.tanamal Official Writer
3065

<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style>

Badan anak-anak PBB UNICEF mengeluarkan laporan bahwa terdapat lebih dari 13 juta anak-anak di Timur Tengah dan Afrika Utara yang tak bisa bersekolah karena perang yang terus berkecamuk. Laporan UNICEF berjudul “Education Under Fire” mengungkap dampak kekerasan pada anak-anak di sembilan tempat, termasuk Suriah, Irak, Yaman, dan Libya.

Di tempat-tempat itu, anak-anak tumbuh di luar sistem pendidikan. "Bukan kebetulan bahwa apa yang kita lihat di televisi kita, gambar-gambar tragis orang yang menyeberang dengan kapal ke Yunani dan Italia,” kata direktur regional UNICEF Peter Salama, dalam laporan yang dipublikasikan, Kamis (3/9).

Para imigran sering mengatakan pendidikan anak-anak mereka adalah prioritas utama, sedang banyak negara di kawasan ini tidak mampu memberikan hak dasar manusia. Laporan ini juga melihat Libanon, Yordania dan Turki—negara-negara tetangga Suriah yang menampung sejumlah besar pengungsi, serta Sudan dan wilayah Palestina.

Serangan terhadap sekolah adalah salah satu alasan utama mengapa banyak anak-anak tidak bisa pergi ke sekolah sementara banyak bangunan saat ini dijadikan untuk penampungan pengungsi atau digunakan oleh kombatan sebagai markas mereka. Di Suriah, Irak, Yaman dan Libya saja, hampir 9.000 sekolah tidak dapat digunakan, menurut laporan itu.

Ribuan guru di seluruh wilayah telah meninggalkan pos mereka dalam ketakutan, yang akhirnya membuat para orangtua berhenti menyuruh anak mereka ke sekolah. Sementara itu, negara tuan rumah yang menampung pengungsi, juga kesusahan untuk menyekolahkan anak-anak itu karena sistem pendidikan mereka tidak dibuat untuk menampung tambahan anak dalam jumlah besar, kata Salama.

"Semua orang pada dasarnya berusaha dalam hal menangani krisis besar ini, yang tidak mengejutkan mengingat bahwa itu adalah gerakan populasi terbesar sejak Perang Dunia II," kata dia.

Salama juga mengatakan anak-anak yang berhenti sekolah bisa berakhir bekerja secara ilegal, sering menjadi pencari nafkah untuk keluarga mereka. Mereka rentan terhadap eksploitasi dan dapat lebih mudah direkrut ke dalam kelompok-kelompok bersenjata.

Penelitian UNICEF menunjukkan peningkatan anak-anak yang menjadi pejuang dari usia yang lebih muda, sementara siswa dan guru tewas, diculik dan ditahan. "Kita berada di ambang kehilangan seluruh generasi anak-anak di Timur Tengah dan Afrika Utara. Kita harus melakukan sesuatu, jika tidak maka akan ada kerusakan permanen dan jangka panjang yang kita bersama timpakan kepada anak-anak dari daerah ini."



Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami