Kenapa Saat Putus Cinta, Makan Justru Jadi Lebih Banyak?
Sumber: Arabiaweddings.com

Single / 3 September 2015

Kalangan Sendiri

Kenapa Saat Putus Cinta, Makan Justru Jadi Lebih Banyak?

Theresia Karo Karo Official Writer
5234

Kenal lebih dekat dengan seseorang yang Anda sukai tentu menjadi harapan yang diharapkan setiap orang. Terlibat lebih dalam kehidupannya dan menjadi pasangan kekasih menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Anda.

Akan tetapi dalam perjalanan, persimpangan yang menjadi ujung dan memisahkan Anda berdua. Pengalaman berbulan-bulan atau mungkin bertahun-tahun menjalin hubungan ternyata berakhir menjadi bencana. Anda bahkan berpikiran bahwa Anda sudah membuang-buang waktu.

Bukan hanya perasaan Anda saja yang mungkin tersakiti, termasuk juga kondisi fisik yang memburuk. Menurut para psikolog, pengalaman cinta buruk juga turut berdampak merusak tubuh. Antara lain memicu perasaan depresi, menyebabkan seseorang makan berlebihan, stress, hingga menyebabkan wajah di hinggapi bintik-bintik yang merusak penampilan.

Secara kimiawi, stres akibat pengalaman percintaan yang buruk mampu meningkatkan hormon kortisol dan testosteron dalam tubuh. Dijelaskan oleh Linda Papadopoulos, peningkatan kortisol inilah yang memengaruhi dan meningkatkan nafsu makan mereka yang baru putus cinta. Hubungan langsung antara tingkat kortisol dan asupan kalori ini juga telah dibuktikan oleh beberapa penelitian.

Selain itu, testosteron berperan dalam merangsang kelenjar sebasea sehingga memicu jumlah sebum lebih banyak di kulit. Inilah yang kemudian menyebabkan bintik-bintik muncul di kulit. Kondisi ini semakin diperparah dengan tekanan psikologis yang mampu mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh sehingga memperlambat proses penyembuhan kulit.

Melalui jajak pendapat yang dilakukan sebuah situs kencan online eHarmony.co.uk, diketahui bahwa sekitar enam persen orang yang putus cinta, melihat jumlah bintik atau eksim di tubuhnya makin meningkat. Sedangkan satu dari sepuluh peserta jajak pendapat mengakui bahwa nafsu makannya meningkat setelah melalui percintaan yang gagal.

Dampak buruk dari pengalaman ini bahkan juga menyerang kondisi psikologis seseorang. Sepertiga orang dewasa merasa tertekan setelah melewati percintaan yang buruk. Dan sebanyak 23 persen dari jumlah itu juga mengalami peningkatan kecemasan. Bahkan satu dari tujuh orang menarik diri dari lingkungan sosial mereka.

“Percintaaan ibarat emosional roller-coaster yang dapat mengorbankan tubuh dan pikiran, secara biologis, psikologis, bahkan sosial,” ungkap Linda.

Saat mengalami kegagalan dalam percintaan, sebagian besar orang memilih untuk menarik diri dari keluarga, teman-teman. Bukan tanpa alasan, mereka melakukan hal ini untuk mengurangi tekanan akibat pertanyaan-pertanyaan dari orang-orang terdekatnya.

“Sebelum kencan Anda bisa merasa gugup dan cemas, yang bisa berubah menjadi kegembiraan dan gairah jika kencan berjalan dengan baik. Tapi juga bisa berubah menjadi stres dan depresi jika Anda bertemu orang yang salah,” jelas Linda.

Sumber : CnnIndonesia/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami