“Saya tidak akan beristirahat sampai saya dapat melihat sesuatu terjadi. Legislator dan anggota kongres harus bertindak dan berhenti menjadi pengecut,” kata Parker seperti dikutip dari Reuters.org, Jumat (28/8).
Meskipun senjata api juga bisa digunakan untuk melindungi diri dengan mendapatkannya dari Rifle Association National (Asosiasi pedangan senjata Amerika Serikat (AS)), tetap saja tidak akan mengubah apapun. “Berapa banyak Alison (menyebut putrinya) harus berkorban sebelum kita bisa menghentikannya?” tandas Parker.
Sementara itu, Presiden AS Barrack Obama mengaku kembali terluka mendengar laporan penembakan dua jurnalis televisi Virginia itu. Ia mendorong agar ada kontrol senjata yang lebih ketat di AS pasca penembakan yang menewaskan reporter Alison Parker (24) dan juru kamera Adam Ward (27). Obama juga meminta warga AS melakukan pencegahan peredaran senjata api.
Seperti diketahui, insiden penembakan dilakukan oleh mantan reporter CBS Bryce Williams (41). Ia beraksi ketika Alison dan Adam melakukan wawancara langsung di sebuah pusat perbelanjaan di Virginia. Tak lama setelah kejadian, pelaku dipastikan bunuh diri.
Insiden
bersenjata ini kembali menjadi ancaman besar bagi AS pasca penembakan di Gereja
Emmanuella, Charleston. Menurut data yang dikumpulkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit, kasus penembakan bersenjata AS telah mencapai 34 ribu kasus sejak
tahun 2013. Tentu saja ini sangat meresahkan dan mendorong pemerintah melakukan pencegahan.