Andre Bangun: Tak Jera Dipenjara Demi Dapatkan Pengakuan
Sumber: Jawaban.com

Family / 16 July 2015

Kalangan Sendiri

Andre Bangun: Tak Jera Dipenjara Demi Dapatkan Pengakuan

Lori Official Writer
12381
Masuk keluar penjara menjadi bagian pengalaman dari kehidupan Andre Bangun. Hal itu ia lakukan tidak terlepas dari latar belakang kehidupan, lingkungan dan keinginan hati untuk mencari pengakuan, penerimaan dan kasih sayang dari orang lain yang tak pernah didapatkan dari orang terdekat. Namun pengalaman itu kini menjadi kesaksian yang hidup dan mampu memberkati orang lain, termasuk Anda.

Ya, kehidupan muda yang dijalani Andre Bangun begitu bebas dan tanpa ikatan. Mengapa tidak? Dia adalah anak yang dititipkan di salah satu rumah yatim piatu sejak kecil. Dia sama sekali tidak mengenal sosok orang tua kandung yang telah tega membuangnya sejak kecil. Kendati hidup di tengah anak-anak yang berlatar belakang serupa dengannya, namun Andre tetap saja menjadi sasaran bully (korban kekerasan, red) bocah laki-laki di sana.

“Saat mereka menganiaya saya, timbul rasa dendam, pingin membalas. Tapi saya nggak tahu bagaimana caranya, saat itu saya hanya bisa berpikir ‘Ntar tunggu ada saatnya saya akan buktikan siapa diri saya’,” ucap Andre.

Tekanan yang sudah dia alami sejak kecil, membuat Andre tumbuh menjadi pribadi yang bandel, kasar dan kerap membuat ulah, hingga harus menyeretnya ke penjara. Kala itu Andrea duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), ia menusuk salah seorang siswa. Akibatnya, ia harus masuk penjara untuk kali pertama dalam hidupnya.

Sejak saat itu, Andre dijatuhi skors dari sekolah dan di keluarkan dari asrama tempat dia tinggal. Dia lalu memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Hidup tanpa uang dan makan memaksa Andre nekat mencopet siapa saja yang jadi targetnya.

“Saya lihat orang banyak namanya, ambil kalung orang, jambret, nodongin orang bahkan satu keluarga tiga empat orang disuruh duduk semua diambilin. Setelah saya lihat hal-hal itu hampir tiap hari, mulai ada pikiran. Gue harus seperti ini juga. Kayaknya ini enak banget. Cari uangnya gampang banget. Intinya saya mulai tertarik untuk melakukan hal-hal seperti itu”.

Pada awalnya Andre mengaku merasakan takut, namun kebutuhan uang dan makan mendorongnya untuk nekat melakukan kejahatan itu. Tetapi sungguh disayang. Dia dan temannya tertangkap basah sesaat setelah mencopet seorang wanita. Dan untuk yang kedua kalinya, Andrea harus mendekap di balik jeruji besi selama enam bulan.

Penjara tak membuatnya jera. Andrea kembali melakoni kejahatan sebagai pencopet dan tukang jambret. Nasib malang kembali menimpa Andrea, dia kembali diseret ke penjara dan mendekap selama delapan bulan. “Setelah saya keluar dari Jakarta dan Bandung, saya bukan berhenti tetapi saya tetap melakukan kejahatan. Saya berkecimpung di kriminalitas, sampai akhirnya saya kembali tertangkap bahkan saya kembali harus meringkuk di penjara. Saya dari LP Tangerang dipindah ke LP Cirebon, Pekalongan ke LP Semarang bahkan terakhir saya di pindah ke Nusa Kambangan”.

Penjara seolah telah menjadi rumah bagi Andre. Namun bukan berarti ia menikmati situasi itu karena perlahan-lahan Andre mulai merasa jenuh dan terusik dengan perjalanan hidup dan segala tindak kriminalitas yang sudah dilakukannya. Masa itu menjadi pergolakan batin Andrea untuk berani berubah.

“Setelah saya bebas, saya mengikuti suatu ibadah dan di tempat tersebut saya bertemu dengan seorang pembimbing rohani. Sampai pada akhirnya dia menawarkan saya untuk masuk ketempat pemulihan, dimana rumah pemulihan tersebut khusus buat orang-orang yang terluka seperti para kriminal, keluar dari penjara, pelacur, narkoba. Semuanya ada di tempat tersebut”.  

Melalui pemilik tempat pemulihan sekaligus pembimbing rohaninya bernama Jeffrey Mokalu, Andre mulai mengenal sosok Isa Almasih. Jeffry selalu mengingatkan bahwa Yesus adalah pribadi yang sangat mengasihinya, sekalipun ia menganggap diri sebagai anak yang terbuang. “Kadang saya nangis, kadang saya berdoa minta ampun karena saya ingat-ingat akan dosa-dosa saya. Setiap hari saya selalu minta ampun dan selalu bersyukur kalua memang Tuhan ternyata memang baik sampai detik ini dalam hidup saya,” tutur Andre.

Kini, hidup Andre telah berubah. Ia menyadari bahwa pencarian akan pengakuan, penerimaa dan kasihs ayang dari orang lain hanya bisa didapatkan dari sosok Yesus, pribadi yang mengasihi tanpa syarat.

Sumber : Andre Bangun
Halaman :
1

Ikuti Kami