Menurut juru bicara Vatikan Federico Lombardi, salib kayu berwarna emas itu menjadi tanda kenangan akan sosok martir Yesuit tersebut. Bahkan saat kunjungannya ke Bolivia, Paus menyempatkan diri berdoa di lokasi pembunuhan Espinal.
Bagi paus, sebagai rekan sesama Yesuit, Espinal adalah sosok imam yang sangat terkenal. Paus mengatakan dalam konferensi pers saat perjalanan pulang ke Roma, Minggu (12/7), hadiah Morales ditafsirkan sebagai prisma membungkuk sosok Espinal dan bermakna sebagai seni protes terhadap penindasan para penguasa di Amerika Latin pada tahun 1970-1980. Paus memahami posisi yang dihadapi imam Espinal kala itu. “Saya mengerti (makna) karya ini. Bagi saya itu bukan suatu pelanggaran,” terangnya.
Paus Fransiskus meyakinkan salib palu arit itu telah dibawanya pulang ke Roma. Meski pada awalnya sejumlah berita menyatakan bahwa Paus sempat merasa heran dengan hadiah pemberian Presiden Bolivia itu. Dan menyerahkannya kembali kepada seorang asisten presiden. Namun Paus tidak berkomentar terkait isu kontroversi yang menyebutkan adanya motif politik dibalik salib tersebut.
Sumber : Tribunnews.com/Theguardian.com/ls