Jackie Chan, Sukses Mendunia Namun Tetap Cinta Negaranya
Sumber: Forbes

Profile / 2 July 2015

Kalangan Sendiri

Jackie Chan, Sukses Mendunia Namun Tetap Cinta Negaranya

Puji Astuti Official Writer
5781

Aktor Tiongkok, Jackie Chan terbilang sebagai aktor Asia yang sukses di dunia perfilman internasional. Walau dalam lima tahun sebelumnya Chan tidak menghasilkan film yang menjadi hit di Amerika, namun dalam 12 bulan terakhir ini saja ia berhasil meraup penghasilan hingga 50 juta dolar, penghasilan yang lebih besar dari aktor manapun di dunia kecuali Robert Downey Jr. dan jumlah penghasilannya itu membuatnya masuk dalam daftar FORBES Celebrity 100 di urutan 38 tepat dibelakang pemain golf profesional Tiger Woods.

Diusianya yang telah mencapai 61 tahun Jackie Chan masih aktif bermain film laga, dan salah satu keunikannya adalah dia sering menolak menggunakan aktor pengganti saat melakukan adegan berbahaya. Film terbarunya yang sukses di tahun 2015 ini adalah Dragon Blade, walau belum resmi direlease di Amerika, namun telah dirilis di China dan negara-negara Asia. Walau baru beredar di Asia, penghasilan dari film tersebut mencapai 120 juta dolar. Dari film ini saja kabarnya Chan mendapat bayaran sebesar 10 juta dolar, bukan hanya bayaran sebagai aktor namun karena dia juga investor dalam film ini.

Selain sukses di perfilman sebagai aktor, sutradara dan produser, Jackie Chan juga sukses dalam bisnis merchandise. Diperkirakan oleh FORBES kekayaan Chan mencapai 350 juta dolar, walau demikian Jackie Chan dan timnya tidak bersedia mengkomfirmasi hal tersebut. Salah satu rahasia kesuksesannya adalah kedekatannya dengan pemerintah China, hal itu membuatnya mempengaruhi kebijakan di bidang perfilman di negeri tirai bambu tersebut.

Jackie Chan lahir di Hong Kong di tahun 1954, orangtuanya saat itu bekerja di dapur kedutaan Perancis sebelum pindah ke Australia. Chan muda kemudian dikirim ke Hong Kong untuk belajar beladiri dan akrobatik di bawah didikan seorang kung fu master yang keras.

"Kamu buat kesalahan, semua orang kena pukul," demikian kenang Chan. "Kadang mereka memukul saya tanpa alasan.

Setelah SMA, dia bekerja di bidang konstruksi di Australia setelah gagal untuk masuk dunia perfilman di Hong Kong. Di usia 20 tahun ia mendapat telegram yang memberitahunya bahwa ia mendapat peran di sebuah film baru, saat itu orangtuanya memberi ultimatum kepada Chan bahwa ia harus berhasil dalam dua tahun. Ia kemudian beruntung mendapat sebuah peran kecil dalam film klasik Bruce Lee, Enter the Dragon.

Tantangan selanjutnya yang dihadapi Jackie Chan adalah membangun brand dirinya yang membedakan dia dan Bruce Lee. Jika sang legenda Bruce Lee dikenal dengan gayanya yang sengit, Chan mempelajari tokoh Charlie Chaplin dan Buster Keaton dan membangun brand dirinya sebagai aktor laga yang humoris.

"Saya ingin semua orang mengikuti saya," demikian alasannya.

"Saya tidak mau mengikuti semua orang."

Nama Jackie Chan kemudian mulai tenar dan dikenal dengan keberaniannya melakukan adegan berbahaya tanpa stuntman yang membuatnya tak jarang mengalami patah tulang bahkan di tahun 1986 ia hampir mati saat jatuh dari pohon di Yugoslavia dalam film Armour of God. Saat China membuka diri di tahun 1990a, Jackie Chan melihat hal itu sebagai kesempatan dan membuka bisnis kafe, tempat kebugaran dan bahkan masuk dalam bisnis tarik suara. Di tahun 1998 dia membuka Jackie Chan Design yang saat ini dalam situsnya menjajakan lebih dari 400 jenis barang mulai dari botol air minum hingga jam tangan yang diklaim semua itemnya "dirancang secara eksklusif oleh Mr.Jackie Chan."

Tahun 90an bisa dibilang puncak suksesnya, bukan hanya di bidang bisnis namun juga ia menembus Hollywood, dimana film Rush Hour yang dibintanginya bersama Chris Tucker menghasilkan 140 juta dolar di Amerika saja dan 100 juta dolar dari berbagai belahan dunia lainnya. Namun tidak seperti Arnold Schwarznegger yang meninggalkan Austria dan menjadi warga Amerika dan tidak pernah melihat kebelakang lagi, Chan tetap kembali ke negerinya.

"Saya ingin menjadi Robert De Niro atau Dustin Hoffman-nya Asia," demikian harapan Jackie Chan.

Kedekatannya dengan pemerintah China membuatnya ditunjuk menjadi duta pada Olimpiade 2008. Tidak hanya itu, ia memindahkan pusat perusahaannya dari Hong Kong ke Beijing, China dan berdomisili disana. Kedekatannya dengan penguasa ternyata tidak hanya membawa keuntungan namun juga membuatnya mendapatkan kritikan pedas. Namun Chan menanggapi dengan tenang kritikan itu.

"Apakah saya tidak boleh dekat dengan Pemerintah China?" demikian tanggapannya dalam wawancara dengan FORBES. "Kita orang China!.. Saya pikir semua orang harus mencintai negerinya."

Salah satu alasannya menjaga kedekatan dengan pemerintah adalah membantunya untuk memajukan dunia perfilman Tiongkok, seperti diturunkannya pajak impor pada peralatan perfilman. Ia pun mendorong produksi film bersama antara China dan Amerika, seperti film Transformers :Age Of Extinction dan Iron Man 3.

Sumber : Forbes.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami