Elisabeth Eliot, Perjuangan Seorang Pemberita Injil Hingga Usia Senja

Profile / 25 June 2015

Kalangan Sendiri

Elisabeth Eliot, Perjuangan Seorang Pemberita Injil Hingga Usia Senja

Puji Astuti Official Writer
11502

Wanita ini lahir dengan nama Elisabeth Howard di Belgia pada tahun 1926. Keluarganya bermigrasi ke Amerika saat ia masih berusia beberapa bulan. Lahir dari orangtua yang juga seorang misionaris menuntun Elisabeth muda kepada panggilan Tuhan untuk melayani. Ia kemudian kuliah di Wheaton College mempelajari bahasa Yunani Klasik yang ia percaya akan membantunya dalam memenuhi panggilannya untuk menterjemahkan Perjanjian Baru ke bahasa-bahasa asing.

Semasa hidupnya dia lebih dikenal dengan nama Elisabeth Elliot, mengambil nama keluarga suami pertamanya Jim Elliot yang menjadi martir saat menjadi misionaris di Ekuador. Ia pertama kali bertemu Jim Elliot saat berada di Wheaton College. Elizabeth melanjutkan kuliahnya untuk mengambil spesialisasi di Prairie Bible Institute di Alberta, Kanada, baru kemudian ia berangkat ke Ekuador untuk melayani. Satu tahun setelahnya, Jim baru datang dan bertemu dengannya kembali. Di tahun 1953 mereka menikah di kota Quito dan melanjutkan pelayanan terhadap suku-suku terasing disana bersama.

Hingga suatu hari Jim bersama empat orang misionaris lainnya melakukan kontak dengan suku Auca, suku yang dikenal kejam dan belum seorangpun berhasil melakukan komunikasi dengan suku tersebut. Namun kelima orang tersebut juga tidak berhasil, sebab mereka tewas dibunuh saat memasuki wilayah Auca. Sedih karena kehilangan suami terkasih dan harus membesarkan putrinya yang baru berusia 10 bulan, Elisabeth tetap melanjutkan pelayanan dengan suku Quichua Indian.

Namun pengorbanan Elisabeth tidak sia-sia, Tuhan membuka jalan yang tidak pernah disangka-sangka. Dua orang wanita dari suku Auca masuk dan hidup bersama suku Quichua Indian. Ia pun diajari bahasa suku tersebut oleh dua orang tersebut dan bersama seorang rekan misionaris Rachel Saint, Elisabeth membuka komunikasi dengan suku yang telah membunuh suaminya.

Pada Oktober 1958, Elisabeth bersama putrinya Valerie yang baru berusia 3 tahun dan temannya Rachel diterima untuk hidup di tengah-tengah suku Auca, bahkan ia diberikan nama dalam bahasa suku tersebut yaitu Gikari yang artinya burung pelatuk. Ia kemudian melayani suku Quichua hingga tahun 1963.

Sekembalinya ke Amerika Elisabeth aktif mengajar, menjadi pembicara dan menulis buku. Hingga ia bertemu dengan seorang profesor yang mengajar di Gordon-Conwell Theological Seminary bernama Addison Leitch, mereka kemudian menikah ditahun 1969. Sayangnya suami kedua Elisabeth tersebut tidak berumur panjang, Leitch meninggal dunia di tahun 1973. Walau demikian Elisabeth tetap menjadi pengajar sebagai profesor di Gordon-Conwell Theological Seminary  selama beberapa tahun, salah satu bahan kuliahnya yang terkenal adalah "Christian Expression."

Di tahun 1977, Tuhan mengijinkan Elisabeth mendapatkan pendamping hidup kembali, pria tersebut adalah Lars Gren, seorang pendeta di rumah sakit. Mereka berdua kemudian berkeliling ke berbagai tempat untuk mengajar dan memberitakan Injil.

Selain mengajar dan menjadi pembicara, Elisabeth juga berkontribusi dalam dunia ke-Kristenan dengan menjadi salah satu komite konsultan penterjemahan Alkitab versi The New International Version ditahun 1970an. Namanya tertulis dalam daftar kontributor di Alkitab versi NIV tersebut. Selain itu ia juga telah menghasilkan sekitar 24 buku Kristen sejak tahun 1958.

Di tahun 2004 Elisabeth berhenti berkotbah karena masalah kesehatan, di tahun 2014 sang suami Lars Gren mengungkapkan bahwa istrinya tersebut mengalami Dementia. Walau ingatannya sudah sangat lemah, namun menurut Gren, iman istrinya tersebut tetap kuat karena ia telah berserah pada Tuhan dan menerima kondisi sakitnya tersebut.

Pada tanggal 15 Juni 2015 lalu, Lars Gren menyatakan bahwa istrinya telah pulang ke rumah Bapa di Sorga pada usia 88 tahun di Magnolia, Massachusetts. Setelah berjuang selama 10 tahun menghadapi penyakitnya, akhirnya Elisabeth Elliot menutup usianya dengan penuh kemenangan.

Anda diberkati dengan artikel ini, yuk share artikel ini di Facebook-mu dan ajak teman-temanmu untuk re-share link artikelnya. Semakin banyak yang re-share, semakin keren hadiahnya. Keterangan lebih lanjut, KLIK DI SINI


Sumber : Berbagai Sumber | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami