Statistik di Korea
Selatan belum lama ini menunjukkan kekristenan di negara tersebut mengalami
penurunan. Lebih menyedihkan lagi, anak-anak muda usia berkisar 15-20 tahun
telah meninggalkan gereja dan hanya sekitar 2,9 persen dari mereka yang mau mengakui
diri sebagai pengikut Kristus. Demikian ungkap Chief Operation Officer (COO) Cahaya Bagi Negeri Indonesia, Hartono Sugianto, saat menjadi pembicara di IMAGO Creative Media Gathering, Semarang Petra Church, Sabtu (6/6/2015).
"Saya pikir cepat atau lambat, statistik ini dialami juga oleh gereja-gereja lain, entah saudara dari sinode apa,” ujarnya di hadapan para peserta gathering.
Hartono tidak menampik
bahwa ada pertumbuhan di dalam gereja, tetapi yang naik jumlahnya adalah mereka
di luar golongan remaja dan yang sedang beranjak muda. “Kita bisa menambah satu-dua orang dewasa di dalam gereja kita, tetapi kita sedang kehilangan satu generasi," jelasnya.
Sebagai solusi, pria asal Surabaya itu mengaku memiliki dua rekomendasi bagi pemimpin gereja.
"Pertama, kita harus
bangun media dan komunitas, itu dua hal critical
yang diperlukan oleh anak muda. Tapi kita perlu belajar, media seperti apa, komunitas seperti apa, yang dibutuhkan oleh anak muda,” tuturnya.
Hartono menegaskan bahwa
generasi muda sekarang berbeda dengan generasi yang ada di atasnya. “Kita tidak
bisa berasumsi, kita tidak bisa berpikir 'ini loh yang mereka suka' berdasarkan yang saya suka, 'ini loh yang efektif buat mereka' berdasarkan apa yang efektif buat saya. belum tentu, kita harus belajar lebih banyak,” paparnya.
Selain
itu juga, yang perlu dilakukan gereja untuk menjangkau anak muda adalah
perubahan manajemen. “Persoalan paling dasar, di atas semua hal teknis dan
skill, alat dan lain sebagainya adalah leadership.
Apakah leadership di setiap komunitas dan gereja kita, rela untuk berubah, rela
untuk mengakui kita harus berubah. Cara pendekatan kita harus berubah, dan itu
harus real, nampak di budget, dan schedule kita," pungkasnya.