Paus Fransiskus: Perang Merupakan Predator dalam Keluarga

Internasional / 7 June 2015

Kalangan Sendiri

Paus Fransiskus: Perang Merupakan Predator dalam Keluarga

Theresia Karo Karo Official Writer
3832
Paus Fransiskus menyatakan keprihatinannya atas penderitaan yang dialami banyak keluarga dalam menghadapi kemiskinan akibat perang. Pesan ini disampaikannya langsung kepada para hadirin dalam audiensi mingguan diselenggarakan di Lapangan Santa Petrus, Rabu lalu (3/6).

“Sesungguhnya, perang adalah ‘induk dari semua kemiskinan’. Perang telah memiskinkan keluarga dan menjadi predator atas kehidupan, jiwa, dan orang yang paling dicintai,” ungkap Paus dalam pidatonya.

Bapa Suci prihatin dengan penderitaan dan degradasi akibat perang, yang dialami oleh keluarga dan mereka yang tinggal di pinggiran. Di sisi lain, dirinya juga yakin bahwa, masih ada keluarga yang mempertahankan martabat keluarga dan percaya akan kebaikan Tuhan.

“Kita harus berterima kasih kepada keluarga-keluarga yang menyelamatkan masyarakat dengan menjaga integritas mereka di tengah tantangan kemiskinan. Ini adalah keajaiban, yang bahkan dalam situasi ekstrim, keluarga terus dibentuk dan dipertahankan.”

Menurut pemimpin umat Katolik ini, keluarga yang berintegritas merupakan ‘sekolah sejati’ manusia yang menyelamatkan masyarakat dari pengaruh barbarime. Akan tetapi, dirinya juga menyayangkan ekonomi modern yang kerap mempromosikan kesejahteraan individu dengan mengorbankan keluarga.

“Keluarga itu bukan hanya soal makanan, tetapi juga pekerjaan, pendidikan, dan kesehatan. Kita mungkin prihatin ketika kita melihat foto-foto dari anak-anak kurang gizi dan sakit. Namun, anak-anak memahami bahwa “manusia hidup bukan dari roti saja!”

Dalam kesempatan ini, Paus juga mengingatkan bahwa dalam penderitaan, anak-anak membutuhkan cinta dan hubungan keluarga yang harmonis. Selain itu, dirinya juga menyerukan kepada gereja, baik secara individu atau kelembagaan bisa hidup secara sederhana dan peduli pada keluarga yang terkena dampak kemiskinan.

“Gereja, sebagai seorang ibu, tidak boleh mengabaikan penderitaan anak-anaknya. Dengan hidup sederhana, kita bisa memecah tembok pemisah dan mengatasi semua kesulitan terutama kemiskinan,” imbaunya.

Sumber : Ucanews/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami