Abaikan Pembukaan UUD 1945 Sama Saja Bunuh Diri

Nasional / 3 June 2015

Kalangan Sendiri

Abaikan Pembukaan UUD 1945 Sama Saja Bunuh Diri

daniel.tanamal Official Writer
2857
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style>

Salah satu tokoh pemimpin dan pemikir Kristen Pendeta Andreas Anangguru Yewangoe mengatakan bahwa rumusan Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 sangat unik dan merupakan refleksi dari kepribadian Indonesia.

Yewangoe menyitir pendapat rekannya Jacob Tobing dalam Forum Strategis Gereja dan Politik Institut Leimena, 2 Juni 2015 yang mengatakan “Rumusan Pembukaan UUD 1945 harus difahami dalam konteks yang tidak mudah pada saat itu. Mengapa? Karena para pemimpin bangsa kita saat itu menghadapi 3 ideologi besar sekali gus, yaitu Fasisme, Komunisme dan Liberalisme.” Terhadap pendapat itu Yewangoe setuju.

“Saya setuju dengan sinyalemen Pak Tobing ini. Itulah sebabnya kita harus sangat menghormati Pembukaan UUD yang sangat visioner itu. Rumusan Pancasila yg terkandung di dalam Pembukaan itu adalah sesuatu yang unik, yang benar-benar merefleksikan kepribadian Indonesia. Itulah identitas bangsa,” kata Yewangoe, Selasa (02/06/2015).

Menurut mantan Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ini, dengan fakta dan pentingnya nilai dari Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka menyangkalinya sama saja dengan membunuh diri sendiri. “Maka mengabaikannya atau menyangkalnya dengan memperkenalkan ideologi lain, sama halnya dengan menafikan diri sendiri alias membunuh diri. Camkanlah. Merdeka!,” tutupnya.




Sumber : Jawaban.com | Daniel Tanamal
Halaman :
1

Ikuti Kami