Terungkap! 5 Penyesalan Terbesar Pasien Di Akhir Hidupnya
Sumber: Google

Kata Alkitab / 4 May 2015

Kalangan Sendiri

Terungkap! 5 Penyesalan Terbesar Pasien Di Akhir Hidupnya

Theresia Karo Karo Official Writer
7004
Perawat bertugas melayani dan merawat pasien-pasien yang berada di rumah sakit. Tidak hanya sekedar memberikan pelayanan bagi orang sakit, terkadang mereka menyempatkan diri untuk memulai obrolan ringan dan memberikan perhatian terhadap pasiennya.

Dilansir dari Theunbuondedspirit.com, berikut adalah kisah yang dialami seorang perawat saat menemani pasien-pasiennya. Selama bertahun-tahun bekerja di perawatan paliatif (kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan multidisiplin yang terintegrasi) sudah banyak pengalaman yang dialaminya, tidak terkecuali menghadapi pasien-pasien yang sudah bersiap menjemput ajal.

Dalam pembicaraan mereka, perawat ini pun pernah menanyakan apa yang menjadi penyesalan kepada para pasiennya. Inilah lima jawaban yang paling sering diutarakan oleh pasien sebelum menghembuskan nafas terakhirnya:

“Aku harap aku punya keberanian untuk hidup seperti yang aku inginkan, bukan menjalani hidup seperti yang orang lain harapkan.”

Saat tahu hidup tidak lama lagi, seringkali seseorang akan menyesal atas keputusannya dalam menjalani hidup. Menyesal, kenapa dulu tidak melakukan hal-hal yang disukai, tidak mewujudkan mimpi-mimpi besar, dan lebih mendengar pendapat orang lain. Hal ini mungkin terjadi pada seseorang yang tidak cukup percaya diri untuk memerjuangkan mimpinya atau terlalu bergantung pada penilaian orang lain. Saat waktu semakin singkat, tubuh semakin lemah, penyesalan ini seakan menghantui dan menemani akhir hidup pasien-pasien ini.

“Aku berharap untuk tidak bekerja terlalu keras.”

Kalimat ini terucap oleh kebanyakan pasien pria yang ditemui perawat tersebut. Selama hidupnya, banyak dari mereka yang menyesali waktu yang tersita pekerjaan. Rutininas bekerja, bekerja, dan bekerja telah menghilangkan kesempatan terbaiknya untuk mengasuh anak, mengontrol perkembangan anak, dan berkumpul bersama keluarga.
 
“Aku harap aku punya keberanian untuk mengungkapkan perasaanku.”

Untuk meredam konflik, seringkali manusia memendam dan menyembunyikan perasaan sebenarnya. Ternyata tidak hanya secara psikologis, tetapi hal ini akan mempengaruhi fisiknya. Dalam beberapa studi disebutkan bahwa banyak penyakit yang bermula dari stress, akibat emosi dan ekspresi yang terus disimpan dalam waktu lama. Satu saat berani dan bebaskan diri dengan mengungkapkan perasaaan secara jujur kepada orang lain dan diri sendiri.

“Saya berharap untuk dapat selalu berhubungan dengan sahabat-sahabat saya.”

Di saat terakhirnya, banyak pasien yang merindukan kebersamaan bersama orang-orang terdekatnya. Rasa rindu akan kasih sayang dan cinta ini akan semakin menyiksa saat dirinya tahu bahwa waktunya tidak banyak lagi. Penyesalan karena tidak menjaga persahabatan dengan baik diungkapkan oleh banyak pasien.

“Seharusnya aku membiarkan diriku lebih bahagia.”

Yang paling mengejutkan adalah, ternyata kebanyakan dari mereka merasa tidak bahagia selama hidupnya. Dan semakin miris, karena para pasien ini menyadari hal ini saat dirinya sudah tidak berdaya. Kehidupan yang monoton dan terjebak dalan rutinitas sering membuat seseorang berpikir berada pada zona nyaman, padahal tidak. Justru hal ini hanya membuat kehidupan serasa datar dan berakhir pada penyesalan.

Hal yang paling berharga di dunia ini adalah waktu. Sebab kita tidak akan mampu memutar waktu yang sudah berlalu, barang sedetikpun. Sebelum waktu kita habis di dunia ini, gunakanlah waktu anda secara bijak, tentukan pilihan anda secara sadar, jujur dan yang tidak kalah penting, pikirkan kebahagiaan anda.

Sumber : Vemale/Jawaban.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami