Hukuman mati menjadi topik terhangat yang mendera Indonesia belakangan ini. Masyarakat bahkan menghadapi dilema penentapan hukuman mati yang ditetapkan bagi para pelaku penyalahgunaan narkoba. Hujan argumen pun terus menerpa, tak terkecuali para artis pun turut menyuarakan pandangannya.
Aktor senior Lukman Sardi, misalnya, yang masih merasa dilema antara setuju atau tidak setuju dengan hukuman mati. Namun di sisi lain, ia tetap tegas menyampaikan bahwa negara harus memiliki kekuatan hukum yang bisa membuat jera para pelaku narkoba. “Ini dilema yang terjadi. Dari sisi kemanusiaan, gue agak miris. Bayangin, dia tuh (terpidana hukuman mati) sudah tahu mau meninggal kapan. Tapi, di satu sisi, dia itu juga bikin mati banyak orang,” tutur Lukman, seperti dilansir Kompas.com, Rabu (29/4).
Sementara Uya Kuya, pembawa acara, penyanyi, pengusaha dan pesulap itu berkomentar bahwa hukuman bagi pelaku narkoba memang baik dijadikan sebagai bentuk ketegasan hukum. Kendati begitu, Uya mengingatkan agar pemerintah tetap tegas tidak hanya dalam kasus narkoba namun disegala lini, misalnya kasus korupsi dan kejahatan lainnya. “Nah, itu yang jadi tugas pemerintah, terutama Pak Jokowi untuk meyakinkan kita dan negara lain bahwa Indonesia bisa menegakkan hukum di semua lini. Jangan cuma di bidang tertentu saja,” tuturnya.
“Sudah banyak warga Indonesia yang terbunuh karena narkoba. Jadi menurut saya, negara asal pelaku (pengedar) yang dihukum itu harus menghormati apa yang diputuskan oleh negara kita,” tandas pria kelahiran Bandung, Jawa Barat itu.
Argumen lain juga muncul dari presenter Feni Rose. Ia menegaskan bahwa penetapan hukuman mati bagi pelaku narkoba jangan sampai hanya sekedar menakut-nakuti para pelaku narkoba. Ia berharap agar pemerintah tetap konsisten dalam menegakkan hukum yang berlaku. “Buat saya konsistensi itu penting, enggak usah lah terlalu dipikirin tentang pro dan kontra. Aku enggak mempermasalahkan itu hukuman mati atau seumur hidup, yang terpenting adalah konsisten dalam pelaksanaannya,” terang wanita berusia 41 tahun ini.
Perdebatan soal hukuman mati ini bahkan sampai kepada mantan penyanyi Guns N Roses (GNR) Axl Rose, berbalut kesedihan dirinya menyampaikan keprihatinannya lewat surat kepada Presiden Joko Widodo atas sembilan orang pelaku narkoba yang sudah dieksekusi mati di Pulau Nusakambangan.
Axl menulis bahwa dirinya mendengar cerita-cerita dari para terpidana yang telah menyentuh hatinya. Ia pun menyampaikan bahwa hukuman mati tak sepatutnya dikenakan kepada mereka yang memilih untuk mau mengubah kehidupannya dari kesalahan yang telah diperbuatnya. “Setiap orang pernah melakukan kesalahan dan seringkali kesalahan itu terlalu besar dan sulit dilupakan. Tapi yang lebih penting orang-orang bersedia untuk belajar dari kesalahan itu dan menentukan pilihan baru yang mengubahnya menjadi hal yang positif,” tulis Axl dalam suratnya yang diunggah di Facebook pada Selasa (28/4) kemarin.
Hukuman mati memang selayaknya tidak diberlakukan, sebab hal itu sangat bertentangan dengan hak asasi manusia. Namun, di sisi lain sebuah negara memiliki wewenang dalam menetapkan kebijakan hukum yang berlaku untuk menindak keras beragam kejahatan yang merugikan hajat hidup orang banyak. Kita perlu menyadari bahwa untuk menciptakan taraf hidup masyarakat yang lebih baik, kadang kala kita harus berani mengambil risiko besar. Barangkali Indonesia tengah berada dalam perjalanan itu!
Sumber : Kompas.com/jawaban.com/ls