Pemimpin Gereja GPM Terkejut Ada Perbudakan di Benjina

Internasional / 19 April 2015

Kalangan Sendiri

Pemimpin Gereja GPM Terkejut Ada Perbudakan di Benjina

daniel.tanamal Official Writer
3719
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style>

Pemimpin Gereja Protestan Maluku (GPM) Bethel, Pendeta Dekritus Oraile mengaku sangat terkejut dan sangat terguncang dengan pemberitaan adanya praktik perbudakan di PT Pusaka Benjina Resources (PBR) di desa Benjina yang terletak di kabupaten Kepulauan Aru, provinsi Maluku.

Selama lima tahun bertugas di Benjina, dia tidak pernah mendengar dan mendapatkan laporan adanya praktik perbudakan. "Kami sangat terkejut dengan berita itu. Masa iya ada perbudakan di PBR. Kok kami tidak mengetahui masalah itu selama ini," katanya, seperti dirilis Suara Pembaruan, Kamis (16/4).

Menurutnya, sejauh yang dilihatnya dan dilaporkan selama ini, tidak ada kasus perbudakaan. Demikianpun masalah kubur massal. Para jemaat yang bekerja di perusahaan itu tidak pernah mengeluh dan menceritakan ada perbudakan dan kuburan massal. Mereka juga tidak menceritakan ada penyiksaan yang kemudiaan diisolasi ke penjara khusus.

"Saya melihat warga sekitar sini sangat terbantu dengan kehadiran PBR. Sumber penghasilan mereka dari sana. Saya tidak tahu apa lagi yang bisa dikerjakan mereka kalau tidak ada PBR. Jadi mereka tidak pernah menceritakan adanya tindakan perbudakaan," tambah pendeta yang mengaku sudah dari kecil berada di Benjina karena ayahnya juga pernah menjadi pendeta di geraja yang sama.

Oraile bahkan kurang terlalu percaya dengan isu-isu yang diberitakan karena di kawasan perusahan sendiri, semua aparat terkait sangat lengkap. Ada perwakilan imigrasi, bea cukai, karantina dan perikanan. Tidak jauh dari lokasi perusahaan, ada juga kantor polisi. "Kalau benar ada perbudakan, lantas tugas mereka-mereka itu apa. Kok didiamkan? Masa mereka tidak tahu kalau benar ada perbudakan?" tanya Oraile.

Dirinya berharap apa yang diberitakan dibuka seluas-luasnya. Semua pihak terkait harus menyelidiki. Jika benar ada perbudakan, yang bersalah harus diberikan sanksi. "Warga dan jemaat di sini ingin ada kepastian. Kalau memang ada perbudakaan atau kuburan massal harus dibuka dan ditindak," tegasnya.

Seperti diketahui, sebuah kantor berita ternama dari Amerika Serikat Associate Press (AP) malporkan berita investigasi mengenai adanya perbudakan yang dilakukan kepada para ABK tersebut. Mereka tidak diperlakukan secara manusiawi, merampas hak-hak hidupnya, dipukul, bahkan sampai dibunuh.

 

Sumber : Suara Pembaruan
Halaman :
1

Ikuti Kami