Penyerangan Sekolah Misionaris di India Diduga Kampanye Anti Kristen
Sumber: ucanews.com

Internasional / 19 March 2015

Kalangan Sendiri

Penyerangan Sekolah Misionaris di India Diduga Kampanye Anti Kristen

Theresia Karo Karo Official Writer
7215
Pekan lalu (14/3), sebuah sekolah misionaris yang terletak 80 kilometer sebelah timurlaut Kolkata, Convent of Jesus and Mary School di India timur diserang oleh sekelompok laki-laki. Kelompok organisasi-organisasi Kristen di Kolkata mengatakan bahwa serangan ini adalah bagian dari kampanye anti-Kristen yang tengah terjadi di seluruh dunia.

Sabtu dini hari, penyerang yang diperkirakan berjumlah 7 orang menyelinap masuk setelah mengikat tangan petugas keamanan sekolah tersebut. Mereka kemudian masuk ke kamar-kamar, di mana ada tiga biarawati yang sedang tertidur.

Kelompok tersebut dilaporkan merampok uang tunai dan sejumlah barang berharga serta merusak benda-benda suci yang ada di kapel sekolah. Bahkan kepala biarawati berusia 71 tahun menjadi korban pemerkosaan. Usai melakukan kejahatan, kepala biarawati tersebut ditemukan tergeletak dalam keadaan terluka.

Oleh media, dilaporkan bahwa kelompok ini merampok dan memperkosa biarawati tersebut karena berusaha melawan. Namun, anggota komite pengelola sekolah Faustine Brank berpikiran lain. “Ketika dimintai uang oleh orang-orang itu, kepala biarawati dengan tenang menuruti perintah dan menunjukkan tempat penyimpanan uang milik sekolah. Geng (kelompok) itu mengambil uang tunai (senilai sekitar 2.160 dolar),” paparnya.

Dia juga mengungkapkan bahwa para penyerang masuk ke kapel dan merusak sejumlah benda suci di dalamnya. “Kepala biarawati yang berusia 71 tahun itu tidak melawan sama sekali. Kami tidak mengerti mengapa mereka melakukan serangan mengerikan dan keji seperti itu kepada seorang biarawati lanjut usia,” jelas Brank.

Bangiya Christiya Pariseba, kelompok organisasi-organisasi di Kristen di Kolkata merilis pernyataan yang menduga serangan ini bermotif keagamaan. Ada dugaan bahwa pemerkosaan terhadap biarawati yang paling senior dilakukan untuk menimbulkan rasa sakit bagi umat Kristen.

Insiden ini menambah daftar panjang kekerasan seksual di India. Sebelumnya, India sempat memicu kemarahan di negaranya dan dunia atas perkosaan secara berkelompok di Desember 2012 terhadap seorang mahasiswi kedokteran. Untuk menangani kasus kekerasan seksual yang kian mengkhawatirkan, pemerintah federal kemudian mengesahkan Undang-undang dengan melipatgandakan vonis penjara bagi pemerkosa menjadi 20 tahun.

Sumber : Ucanews/VOA.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami