Bernie Marcus & Arthur Blank, Tetap Maju Walau Idenya Ditertawakan

Profile / 9 March 2015

Kalangan Sendiri

Bernie Marcus & Arthur Blank, Tetap Maju Walau Idenya Ditertawakan

Puji Astuti Official Writer
6355

Apakah Anda pernah ditertawakan saat menceritakan ide Anda untuk memulai sebuah usaha? Tenang saja, jangan sedih atau marah saat hal itu terjadi. Hal itu sesuatu yang biasa, karena para miliarder sukses pun pernah mengalaminya, salah satunya adalah Bernie Marcus dan Arthur Blank, pendiri Home Depot, perusahaan retail dibidang bahan bangunan.

Pada tahun 1978, saat Bernie dan Arthur ingin membangun Home Depot, retail bahan bangunan yang menggabungkan antara kenyamanan dan layanan yang baik dengan harga rendah dan pilihan produk yang lengkap. Keduanya berhasil menyulap beberapa toko kumuh menjadi sebuah jaringan toko bangunan terbesar di Amerika Serikat.

Kisah keberhasilan Bernie dan Arthur menjadi salah satu kisah kebangkitan wirausahawan terbaik sepanjang masa. Pasalnya pada tahun 1970an, mereka berdua adalah karyawan dari jaringan toko furniture bernama Handy Dan, saat itu seniman Sanford S. Sigolof mengambil alih perusahaan itu dari perusahaan Daylin Inc. Saat itu perusahaan itu maju pesat, Marcus menulis dalam buku duo otobiografi mereka "Built From Scratch" bahwa "Handy Dan menghasilkan uang sangat banyak sehingga kami pikir Sigoloff bertindak bodoh jika menyingkirkan kami."

Namun pemikiran mereka salah, pada tahun 1978 Sigolof memecat Bernie dan Arthur. Sebelum mereka dipecat, mereka berdua sempat bereksperimen di salah satu cabang Handy Dan dengan sistem diskon. Mereka mengmati bahwa barang yang mereka tandai turun harga, jumlah penjualan naik dan biaya penjualannya turun. Mereka berencana menggunakan strategi ini di toko lainnya. Namun karena mereka dipecat, mereka berencana menerapkan strategi itu di toko yang mereka akan bangun sendiri. Mereka memiliki visi membangun jaringan toko bangunan secara nasional penuh dengan berbagai pilihan produk dengan harga semurah mungkin dengan karyawan yang terlatih dan memberikan pelayanan yang terbaik dalam industri tersebut.

Mereka membangun toko diskon dipinggiran kota Atlanta. Dengan suntikan dana dari perusahaan New York City Investment ia membeli 18,000 barang dan secara pribadi merekrut dan melatih karyawannya.

Dihari pertama pembukaan, mereka memberi anak-anaknya segepok uang pecahan $1 untuk dibagikan kepada calon pembeli dan meminta mereka berbelanja di toko tersebut. Mereka berharap saat siang uang itu sudah habis, namun kenyataanya hingga pukul 5 atau 6 sore anak-anak mereka masih berada diparkiran untuk mengajak orang masuk ke toko itu.

Athur mengatakan bahwa kenyataan itu sangat mengecewakannya. Namun di hari ketiga, mulai muncul secercah harapan, ketika seorang pembeli yang puas datang kembali dan membawa cinderamata sebagai ungkapan terima kasih karena sangat terkesan dengan pengalamannya berbelanja di Home Depot. Promosi dari mulut ke mulut mulai menyebar karena layanan Home Depot yang memuaskan, dan arus kas pun mulai berjalan lancar.

Terinspirasi dengan keberhasilan dua toko pertama mereka, Bernie dan Arthur memutuskan untuk membuka dua toko lagi. Masih terkendala dengan modal yang terbatas, mereka pun memerintahkan kepada karyawannya untuk menumpuk kotak-kotak kosong dan kaleng cat di rak paling depan agar toko terlihat penuh.

Pada 22 November 1981, Home Depot mulai menjual sahamnya kepada masyarakat umum atau go public, dan baik investasinya maupun keuntungannya terus menanjak. Awalnya target penjualan hanya $9 juta dolar pertoko, namun kenyataannya sangat mengejutkan karena rata-rata setiap toko menghasilkan lebih dari $17 juta. Tidak sampai sepuluh tahun, Home Depot membuka 118 toko dan menghasilkan penjualan 2,7 miliar dolar.

Salah satu kunci keberhasilan Home Depot adalah karena mereka sejak awal mentargetkan konsumen secara khusus, yaitu orang-orang yang ingin memperbaiki sesuatu di rumahnya tanpa harus memanggil tukang. Mereka bukan hanya menjual, tetapi memberi tahu mekanisme pipa, kabel listrik dan konstruksi. Mereka juga menawarkan pelatihan gratis tentang bagaimana melakukan renovasi dan perbaikan rumah.

Rahasia keberhasilan lainnya adalah filosofi perusahaan itu, mereka memfokuskan 80 hingga 90 persen waktunya untuk menangani isu dan masalah yang terjadi,seperti apa yang dikerjakan oleh saingan, apa yang dicari pelanggan, apa yang tidak mereka temukan di Home Depot.

Strategi dua rekan bisnis tersebut sukses, pada tahun 1999, hanya dua dekade setelah pembukaan toko mereka yang spektakuler di Atlanta, Home Depot menjadi jaringan toko bangunan terbesar di dunia dengan lebih dari 800 toko di 44 negara bagian, lima di  Kanada, Chili dan Puerto Rico. Kini perusahaan yang berpusat di Atlanta, Georgia ini memiliki 365.000 karyawan di berbagai belahan dunia dengan nilai penjualan sebesar 78,81 miliar dolar.

Sumber : Entrepreneur.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami