Gara – gara Cabut Gigi, Wajahku Jadi Cacat
Sumber: http://www.jawaban.com/jcchannel/view/vi

Family / 26 February 2015

Kalangan Sendiri

Gara – gara Cabut Gigi, Wajahku Jadi Cacat

Tiurma Ida Purba Official Writer
11203

Ketika itu saya bersama dengan seorang teman naik motor, kami melewati tikungan yang sangat tajam. Dan ini membuat kami terjatuh, bahkan membuat wajah saya terkena aspal. Lalu ketika sampai di rumah, saya berkaca di cermin dan melihat ternyata gigi saya goyang. Akhirnya saya memutuskan untuk mencabutnya dengan benang karena saat mengganggu.

Awalnya saya tidak merasakan apa-apa. Namun, ketika beberapa hari saya merasakan ada gangguan di mata saya. Lalu saya pergi ke dokter dan dokter mengatakan: “  percuma saja Anda pergi ke dokter karena tidak akan ada harapan, saraf Anda sudah terputus ”. Mendengar itu membuat saya sangat putus asa. Saya menjadi minder. Banyak anak-anak kecil yang melihat saya, langsung lari ketakutan. Tidak hanya itu saja, teman-teman lawan jenis saya juga banyak yang menghindar. Bahkan, banyak teman-teman saya yang mencemooh keadaan saya ketika itu.

Saya berpikir apakah saya lebih baik mencari teman baru saja, namun saya juga takut ditolak ketika ingin mencari teman baru. Jadi, saya mempertahankan keadaan saya saat itu. Sampai suatu kali teman saya menawarkan untuk memakai narkoba. Awalnya saya bingung, apa yang diberikan oleh teman saya. Karena memang sebelumnya saya tidak pernah melihat narkoba.  Dan teman saya menjelaskan bahwa narkoba dapat meningkatkan percaya diri saya.  Akhirnya saya memutuskan untuk memakai narkoba tersebut. Dan benar, ketika saya mendekati lawan jenis, saya tidak minder bahkan saya sangat percaya diri. Lama – kelamaan memakai narkoba, akhirnya saya meningkatkan dosis yang tadinya hanya 1-2 kali menjadi 4-6 kali dalam sehari.

Suatu kali saya memakainya di kamar mandi rumah saya. Dan orang tua saya akhirnya mengetahui bahwa saya memakai narkoba. Ibu saya menangis dan memberikan nasihat kepada saya. Namun, nasihat itu hanya masuk dari telinga kiri dan keluar telinga kanan. Tiba-tiba saya mendapat kabar bahwa seorang teman saya terkena Aids dan meninggal. Hal ini disebabkan juga karena pemakaian narkoba. Semenjak itulah saya menjadi takut. Jujur ketika itu, saya memang sangat takut dengan kematian.

Untuk membebaskan ketergantungan narkoba, lalu saya ke panti rehabilitasi, dan disana saya mendapat Pembina rohani. Ketika itu saya sangat takut kehilangan masa depan saya. Dan disinilah saya diubahkan Tuhan. Berjuang untuk tidak memakai narkoba memang tidak mudah. Saya sangat membutuhkan Tuhan. Tanpa Tuhan tidak mungkin. Kini saya menyadari bahwa saya sangat berharga di mata Tuhan. Bagi saya Yesus adalah penolong. Kini saya memberikan diri saya untuk melayani Tuhan. Saya melayani orang-orang yang juga dulunya seperti saya, yang terikat dengan narkoba. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Yesus. Yang terikat bisa dibebaskan, yang sakit bisa disembuhkan dan yang berbeban berat bisa dilepaskan.  Dan saya ingin menyaksikan dan memberikan bukti nyata, bahwa saya adalah bukti dari kasih Tuhan. Tuhan memberkati. 

Sumber : Anggorosih Widiyanto
Halaman :
1

Ikuti Kami