Cintaku Pada Burung Melebihi Cintaku Pada Istri
Sumber: Jawaban.com

Family / 19 January 2015

Kalangan Sendiri

Cintaku Pada Burung Melebihi Cintaku Pada Istri

Tiurma Ida Purba Official Writer
8452

Pernikahan adalah sebuah karya Tuhan yang tak dapat terkatakan. Dalam sebuah pernikahan dibutuhkan komitmen yang benar-benar total dalam menerima  kekurangan pasangan. Setiap pasangan seharusnya saling mengerti satu sama lain. Namun, bagaimana jika sebuah cinta kepada istri sudah pudar karena ditandingi oleh cinta kepada hewan peliharaan. Apakah ini wajar? Hal inilah yang dialami oleh Edi Sutrisno dan Novi.

Edi yang menikahi Novi dan dikaruniai anak, kini sudah mulai berubah. Semenjak Edi dapat melepaskan keinginannya untuk pergi ke tempat hiburan malam, kini Edi sudah mempunyai hobi baru yaitu memelihara burung. Pagi hari Edi selalu bangun pagi dan langsung merawat burung-burungnya. Edi sangat mencintai burung-burungnya karena apabila sering dilombakan akan menjadikan harga burung –burung tersebut menjadi mahal.

Novi, istri Edi tidak terima dengan perlakukan suaminya yang sering mengabaikannya. Edi sangat berubah menjadi orang yang sangat cuek dengan keluarga. Maka dari itu mereka sering bertengkar. Bahkan, karena Edi tidak dapat memukul Novi, pelampiasan amarahnya disalurkan kepada putranya.

Kehidupan rumah tangga Edi dan Novi sudah sangat tidak sehat. Suatu ketika Novi merenung mengapa keluarganya bisa menjadi seperti itu, dia pun mengingat bahwa pernikahan mereka dilandaskan atas pacaran yang tidak sehat. Karena pergaulan yang sangat bebas, maka Novi hamil sebelum menikah dengan Edi. Inilah yang dinamakan keterikatan dosa masa lalu.

Menyadari hal itu, lalu Edi dan Novi datang kepada Tuhan dan meminta ampun atas dosa masa lalu yang telah mereka perbuat. Dalam sebuah kesempatan, Edi mengikuti persekutuan  rohani pria. Dalam perserkutuan itulah Edi diubahkan menjadi pria sejati, dimana harus mengasihi anak dan istri dengan tulus.

"Tuhan ini saya, saya tidak layak dengan apa yang telah saya lakukan selama ini. Saya terlalu terikat. Tuhan saya mau lepaskan ini, tapi saya ngga bisa, saya ngga mampu. Tuhan tolong bantu saya. Ampuni saya Tuhan, saya butuh Engkau. Saya mau bertobat, saya mau berhenti, saya cape.." Inillah doa yang diucapkan Edi kepada Tuhan.

Edi percaya bahwa tidak ada doa yang tidak dijawab oleh Tuhan. Dia menyadari hanya dengan Kuasa Tuhan saja, dirinya bisa berubah. Edi dan Novi sangat bersyukur kepada Tuhan, karena keluarganya sudah dipulihkan. Bagi mereka hanya Tuhanlah satu-satunya penolong yang ajaib. Kini Edi dan Novi hidup rukun dan menjadi berkat bagi banyak orang. Bahkan, pertobatan mereka di masa lalu dapat menjadi kekuatan bagi setiap orang yang mendengarnya atau bahkan memiliki kisah yang sama.

Keterbukaan adalah awal dari pemulihan. Jika dalam pertobatan ada keterbukaan, maka Tuhan akan dengan ajaib memulihkan setiap kehidupan orang yang percaya kepadanya. 

Sumber : Edi Sutrisno dan Novi
Halaman :
1

Ikuti Kami