Kalangan Sendiri
-
Share:
Di Sri Lanka, Paus Fransiskus Bebaskan 612 Tahanan?
Theresia Karo Karo Official Writer
4955
Paus Fransiskus mengadakan kunjungan ke Sri Lanka untuk pertama kalinya, setelah perang saudara di negara tersebut berakhir. Dalam misa peresmian santo pertama, Pastor Joseph Vaz di Kolombo, Paus juga turut menekankan tentang persatuan dan rekonsiliasi di Sri Lanka.
Kunjungannya disambut oleh puluhan ribu orang yang memadati jalan-jalan tepi samudera di Kolombo, sambil melambaikan bendera Vatikan. Bahkan sebagian mereka menginap agar mendapat tempat yang baik untuk mengikuti misa pada Rabu pagi kemarin (14/1).
Malamnya, Paus Fransiskus membuat kunjungan singkat ke sebuah kuil Buddha di Sri Lanka. Menurut juru bicara Vatikan, kegiatan ini di luar agenda dalam sikap dialog antaragama. Selama di sana, Paus diperbolehkan untuk melihat satu stupa yang hanya dibuka sekali setahun. Bersamaan dengan pembukaan stupa itu, para biksu menyanyikan doa-doa dan Paus mendengar dengan penuh hormat.
Seorang imam lokal Pastor Cyril Garmeni Fernando mengatakan bahwa sikap ini membawa pesan yang kuat. “Paus telah membagikan pesan yang kuat bagi bangsa kami – tidak hanya untuk umat Katolik – yang menunjukkan niat baik kepada agama-agama lain. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih untuk gerakan ini,” ujarnya.
Pada hari yang sama, didorong kunjungan Paus Fransiskus dan bersamaan dengan tema rekonsiliasi, lebih dari 600 narapidana pria dan wanita dibebaskan dari 28 penjara di seluruh Sri Lanka.
Juru bicara penjara Thushara Upuldeniya mengungkapkan, “Para tahanan yang dibebaskan tersebut adalah kasus kecil dan orang-orang berusia di atas 75 tahun.” Berdasarkan keterangannya, terdapat 575 laki-laki dan 37 perempuan yang dibebaskan dengan ‘grasi khusus’ untuk menghormati kedatangan Bapa Suci ke Sri lanka.
Belakangan, penindasan terhadap agama minoritas di Sri Lanka meningkat. Penduduk Sri Lanka mayoritas beragama Buddha, yakni 70%. Terbesar kedua sebesar 13% beragama Hindu dan 10% beragama Islam. Sedangkan penduduk beragama Kristen dan Katolik sebesar 7%.
Sumber : Ucanews/VOA.com by tk
Kunjungannya disambut oleh puluhan ribu orang yang memadati jalan-jalan tepi samudera di Kolombo, sambil melambaikan bendera Vatikan. Bahkan sebagian mereka menginap agar mendapat tempat yang baik untuk mengikuti misa pada Rabu pagi kemarin (14/1).
Malamnya, Paus Fransiskus membuat kunjungan singkat ke sebuah kuil Buddha di Sri Lanka. Menurut juru bicara Vatikan, kegiatan ini di luar agenda dalam sikap dialog antaragama. Selama di sana, Paus diperbolehkan untuk melihat satu stupa yang hanya dibuka sekali setahun. Bersamaan dengan pembukaan stupa itu, para biksu menyanyikan doa-doa dan Paus mendengar dengan penuh hormat.
Seorang imam lokal Pastor Cyril Garmeni Fernando mengatakan bahwa sikap ini membawa pesan yang kuat. “Paus telah membagikan pesan yang kuat bagi bangsa kami – tidak hanya untuk umat Katolik – yang menunjukkan niat baik kepada agama-agama lain. Oleh karena itu kami sangat berterima kasih untuk gerakan ini,” ujarnya.
Pada hari yang sama, didorong kunjungan Paus Fransiskus dan bersamaan dengan tema rekonsiliasi, lebih dari 600 narapidana pria dan wanita dibebaskan dari 28 penjara di seluruh Sri Lanka.
Juru bicara penjara Thushara Upuldeniya mengungkapkan, “Para tahanan yang dibebaskan tersebut adalah kasus kecil dan orang-orang berusia di atas 75 tahun.” Berdasarkan keterangannya, terdapat 575 laki-laki dan 37 perempuan yang dibebaskan dengan ‘grasi khusus’ untuk menghormati kedatangan Bapa Suci ke Sri lanka.
Belakangan, penindasan terhadap agama minoritas di Sri Lanka meningkat. Penduduk Sri Lanka mayoritas beragama Buddha, yakni 70%. Terbesar kedua sebesar 13% beragama Hindu dan 10% beragama Islam. Sedangkan penduduk beragama Kristen dan Katolik sebesar 7%.
Halaman :
1
Hot Topics
Related Articles
